Serangan Balasan AURI, Misi Pemboman Pertama 1947

Updated by | Kamis, Februari 21, 2013
Misi Pemboman Pertama AURI pada tanggal 29 Juli 1947, merupakan serangan balasan dari serangkaian serangan udara Belanda selama seminggu sebelumnya. Belanda yang belum mau menerima kemerdekaan Republik Indonesia, pada tanggal 21 Juli 1947 melancarkan "Operation Product" atau yang lebih dikenal dengan Agresi Militer Belanda I. Seluruh pangkalan udara Republik Indonesia diserang secara serempak, mereka bergerak dengan mengandalkan pesawat-pesawat tempur P-51D Mustang dan P-40 Kitty Hawk serta pesawat pembom B-25/B-26.

Misi Pemboman Pertama AURI

Misi Pemboman Pertama AURI



Pangkalan-pangkalan Udara Republik Indonesia yang pada saat itu baru saja dirintis diluluh lantakkan oleh Angkatan Udara Kolonial Belanda (Militaire Luchvaart-KNIL). Demikian pula dengan Pangkalan Udara Maguwo di Yogyakarta. Namun 4 pesawat luput dari serangan udara ML-KNIL di Pangkalan Udara Maguwo. Keempat pesawat tersebut disembunyikan diantara pepohonan di pinggiran Lanud Maguwo.

Satu Nakajima Ki-43 Hayabusha, dua Yokosuka K5Y Chu-Ren (Cureng) dan satu Mitsubishi Ki-51 sonia (Guntei) luput dari serangan Belanda. Nakajima Ki-43 Hayabusha adalah Single-seat Fighter AD Imperial Jepang yang bersenjatakan 2 senapan mesin Type 97 kaliber 7.7mm dan bom. Yokosuka K5Y Willow adalah Pesawat Latih Biplane 2 awak yang bersenjatakan 1 senapan mesin 7.7mm, 1 rear-firing MG kaliber 7.7mm dan bom. Mitsubishi Ki-51 Sonia (Japanese Stuka) adalah pembom tukik 2 awak bersenjatakan 1 MG Ho-3 kaliber 12.7mm, rear-firing Mg Te-4 7.7mm dan bom.

Misi Pemboman Pertama AURI


Dini hari, 29 juli 1947, Lanud Maguwo. Serangan balasan dimulai!!! 2 K5Y Chu-Ren dan 1 Ki-51 Guntei AURI bersiap-siap untuk take-off menuju jawa tengah. Sedangkan pesawat Hayabusha tidak  jadi digunakan, karena adanya kerusakan pada system persenjataanya. K5Y Chu-ren pertama dipiloti oleh penerbang sutarjo sigit, Cureng kedua dipiloti oleh Penerbang Suharmoko. Ki-51 Guntei dipiloti Penerbang Mulyono. Fighter Ki-43 Hayabusa yang dipiloti oleh Penerbang Bambang Saptoadji batal ikut misi karena kerusakan pada Interruptor Gear pesawatnya.

Misi Pemboman Pertama AURI


K5Y Chu-ren yang sejatinya digunakan untuk berlatih saja, dimodifikasi dengan memasang mekanisme dan dudukan pelepasan bom 50 kg di sayap. Seluruh awak pesawat menggunakan senter sebagai sarana komunikasi dan sebagai panduan untuk mengetahui lokasi teman masing-masing. Yang pertama take-off adalah Ki-51 Guntei, yang kemudian disusul oleh kedua K5Y Chu-Ren, dilepas oleh KSAU Komodor Suryadarma dan Halim Perdana Kusuma.

Dengan menggunakan dive-bomber Ki-51 Guntei, Kadet Penerbang Mulyono memulai operasi udara atas kota Semarang sebagai sasaran pertama. Penerbang Mulyono menyerang semarang dari arah utara, setelah terbang rendah memutari pinggiran kota untuk efek "surprise". Selagi terbang ke selatan, Penerbang Mulyono terbang menyerang kota semarang dari arah utara, melepas muatan bom seberat 400 kilogram.

Sementara itu, Penerbang Soetarjo yang mempiloti K5Y Chu-ren yang head-on menuju Salatiga, menerbangkan pesawatnya dalam kegelapan total. PenerbangSoetarjo harus meng-adjust posisi Chu-ren nya supaya ia tidak terlalu menukik menuju daratan dan tidak terlalu mendongak hingga stall. Penerbang Soetarjo yang berusaha menghubungi wingman-nya, Penerbang Suharnoko di K5Y Chu-Ren kedua, tidak berhasil menemukan pesawat Penerbang Suharnoko. Setelah menyadari ia sendirian tanpa ditemani wingman, Penerbang Sutarjo tetap meneruskan misi menuju kota Salatiga.

Di dalam pesawat ada tiga tangkai pegangan kayu yang berturut-turut dari kiri ke kanan yaitu berwarna merah, kuning dan hijau. Merah berfungsi untuk melepas bom di sayap kiri, hijau untuk melepas bom di sayap kanan, kuning untuk melepas kedua bom. Penerbang Sutarjo menukik dan melepaskan bom kiri, sukses!!! Penerbang Sutarjo kembali berputar untuk bombing-run kedua, ia menarik handle hijau dan patah!!! Bom kedua tidak terlepas dari sayap kanan. Serangan ketiga, ia menarik handle kuning, patah juga!!! Bombing run yang ketiga gagal juga, Penerbang Sutarjo dalam bahaya dideteksi tentara belanda di darat dan tembakan flak dari bawah.

Pada bombing run keempat, Penerbang Sutarjo merundukkan kepala, tangan kirinya menarik kabel pelepas bom sementara yang kanan memegang stick. Selama beberapa saat, Penerbang Sutarjo tidak melihat ke luar karena sibuk menarik kabel pelepas bom sementara tetap mengendalikan pesawatnya. akhirnya, bombs away!!! bom di sayap kanan terlepas. Kemudian ia teringat tail-gunner-nya membawa beberapa incendiary bomb. Ia kembali melakukan bombing run terakhir, dengan menyuruh tail gunner-nya melempar bom-bom incendiary yang dibawa dengan aba-abanya.

Sementara itu, Kadet Penerbang Suharnoko Harbani yang mempiloti Chu-ren kedua, sekaligus bertindak sebagai wingman Sutarjo, nyasar!!! Pada awalnya Penerbang Suharnoko Harbani mengikuti lampu senter isyarat yang dikiranya berasal dari Chu-ren leadernya, Penerbang Sutarjo. Ternyata justru yang diikutinya adalah lampu senter isyarat dari Ki-51 Sonia "Guntei" yang dipiloti Penerbang Mulyono. Lama-kelamaan, Guntei yang diikutinya menghilang jauh di depan. Sadar jika dirinya nyasar, Penerbang Suharnoko berusaha menentukan posisi pesawatnya berdasarkan kondisi geografis sekitarnya. Tiba-tiba ia melihat sebuah kota yang terdapat danau di dekatnya, kemudian ia menyimpulkan itu adalah kota Ambarawa. Awalnya kota ambarawa tidak termasuk dalam briefing awal, namun setelah ia yakin jika Ambarawa telah diduduki belanda, Serangan dimulai!

Penerbang Suharnoko terbang di ketinggian 1 kilometer berkeliling kota untuk menganalisa kondisi lapangan dan memperhitungkan serangan. Kemudian, ia memulai bombing run-nya. Ia menukikkan Chu-ren-nya ke kota Ambarawa, secepatnya ia melepaskan bom tanpa ada masalah. Bombs away!!! Penerbang Suharnoko langsung terbang rendah untuk menghindari serangan balasan musuh, kemudian return to base melalui sekitaran boyolali.

Misi Pemboman Pertama AURI


Ketiga penerbang berhasil melaksanakan misi dengan sukses dan kembali ke Lanud Maguwo dengan selamat. Demikianlah misi pemboman pertama AURI yang sukses membombardir Belanda. Paginya, P-40 dan P-51 Mustang ML-KNIL melakukan combat air patrol diatas yogyakarta sambil menembaki daratan secara asal-asalan. Sementara itu, seluruh kadet yang melaksanakan misi pemboman sebelumnya, ditraktir sarapan pagi sementara P-40 dan P-51 berkeliaran di udara.

Sumber: @TweetMiliter, tni-au.mil.id

Anda membaca Serangan Balasan AURI, Misi Pemboman Pertama 1947 jangan lupa untuk membagikan dengan teman-teman anda.



Komentari artikel Serangan Balasan AURI, Misi Pemboman Pertama 1947

0 comments: