Kali ini kita akan bercerita tentang Kisah dibalik Alasan Saddam Hussein menginvasi Kuwait pada 1991. Sejarah awal masuknya Amerika Serikat ke timur tengah.
Setelah invasi Iraq selesai dan Saddam Hussein tertangkap, US dengan segera menginterogasi Saddam untuk mengetahui lokasi Weapon of Mass Destroyer (Senjata Pemusnah Massal) miliknya.
Saddam Hussein sudah lama jadi duri dalam daging bagi Amerika dan pasukan US tak berharap banyak dia bakal bekerja sama. Dan itu benar, interogasi yang panjang dan lama tak membuahkan hasil sampai Seorang Perwira Intelijen dari FBI bernama George Piro.
George Piro, agen keturunan Lebanon Amerika adalah salah satu dari sekitar 50 agen FBI yang bisa berbahasa Arab berhasil membuat Saddam Hussein bekerja sama.
Piro berhasil meyakinkan Saddam Hussein bahwa dia adalah envoy yang menjawab langsung ke President Bush. Begitu Saddam mulai berbicara, beberapa fakta menarik terkuak, Saddam tidak menduga Amerika berani meluncurkan serangan darat.
Dia hanya menduga serangan udara selama beberapa minggu saja, pernyataan yang tidak mengejutkan karena Jendral US awalnya juga skeptis.
Tapi yang lebih mengagetkan adalah jawaban Saddam Hussein tentang alasan invasi ke Kuwait, asal mula campur tangan Amerika 1 dekade sebelumnya.
Pada masa itu Iraq berhutang pada Kuwait 80 milyar USD yang digunakan untuk membiayai perang Iran-Iraq dari 1980-1988. Amerika yang belum berniat campur tangan secara langsung memberikan 40 juta USD pada Iraq.
Bagi US semua baik-baik saja asal tidak ada negara di kawasan timur tengah yang terlalu kuat dan berniat menginvasi tetangganya.
Sampai terdesak, Iraq menaruh 100.000 pasukannya di perbatasan, situasi bertambah panas. US dan Kuwait serta UEA akhirnya berhasil menenangkan situasi dengan melalui kesepakatan minyak. Situasi perlahan membaik.
Sampai Iraq mengirim mentri luar negrinya menemui Emir Al-Sabah dari Kuwait untuk membicarakan beberapa masalah kecil.
Emir memberitahu bahwa dia tak berniat menghentikan apa yang dia lakukan sekarang sampai seluruh wanita di Iraq jadi pelacur senilai $10.
Saddam Hussein mendengar itu sebagai hinaan yang personal, dan merupakan alasan utamanya menyerang Kuwait.
Siapa sangka Saddam Hussein merupakan pria romantis yang membela kehormatan wanita di negaranya, mungkin efek samping sering menulis novel cinta :D.
Sumber: @TweetMiliter
Setelah invasi Iraq selesai dan Saddam Hussein tertangkap, US dengan segera menginterogasi Saddam untuk mengetahui lokasi Weapon of Mass Destroyer (Senjata Pemusnah Massal) miliknya.
Saddam Hussein sudah lama jadi duri dalam daging bagi Amerika dan pasukan US tak berharap banyak dia bakal bekerja sama. Dan itu benar, interogasi yang panjang dan lama tak membuahkan hasil sampai Seorang Perwira Intelijen dari FBI bernama George Piro.
Alasan Sederhana Saddam Hussein Menginvasi Kuwait
Saddam Hussein (image:biography.com) |
George Piro, agen keturunan Lebanon Amerika adalah salah satu dari sekitar 50 agen FBI yang bisa berbahasa Arab berhasil membuat Saddam Hussein bekerja sama.
Piro berhasil meyakinkan Saddam Hussein bahwa dia adalah envoy yang menjawab langsung ke President Bush. Begitu Saddam mulai berbicara, beberapa fakta menarik terkuak, Saddam tidak menduga Amerika berani meluncurkan serangan darat.
Dia hanya menduga serangan udara selama beberapa minggu saja, pernyataan yang tidak mengejutkan karena Jendral US awalnya juga skeptis.
Tapi yang lebih mengagetkan adalah jawaban Saddam Hussein tentang alasan invasi ke Kuwait, asal mula campur tangan Amerika 1 dekade sebelumnya.
Pada masa itu Iraq berhutang pada Kuwait 80 milyar USD yang digunakan untuk membiayai perang Iran-Iraq dari 1980-1988. Amerika yang belum berniat campur tangan secara langsung memberikan 40 juta USD pada Iraq.
Bagi US semua baik-baik saja asal tidak ada negara di kawasan timur tengah yang terlalu kuat dan berniat menginvasi tetangganya.
Sampai terdesak, Iraq menaruh 100.000 pasukannya di perbatasan, situasi bertambah panas. US dan Kuwait serta UEA akhirnya berhasil menenangkan situasi dengan melalui kesepakatan minyak. Situasi perlahan membaik.
Sampai Iraq mengirim mentri luar negrinya menemui Emir Al-Sabah dari Kuwait untuk membicarakan beberapa masalah kecil.
Emir memberitahu bahwa dia tak berniat menghentikan apa yang dia lakukan sekarang sampai seluruh wanita di Iraq jadi pelacur senilai $10.
Saddam Hussein mendengar itu sebagai hinaan yang personal, dan merupakan alasan utamanya menyerang Kuwait.
Siapa sangka Saddam Hussein merupakan pria romantis yang membela kehormatan wanita di negaranya, mungkin efek samping sering menulis novel cinta :D.
Sumber: @TweetMiliter