Robot-robot dalam dunia militer atau yang biasa disebut "Drones" telah banyak digunakan dalam beberapa pertempuran. Perang Iraq (Iraqi Freedom) dan Perang Afghanistan (Operation Enduring Freedom) adalah beberapa contoh dimana pasukan Amerika Serikat menggunakan robot-robot ini.
Dalam dunia militer, ada berbagai macam robot-robot perang (Drones) yang diklasifikasikan menurut tempat dioperasikannya. UAV (Unmanned Aerial Vehicle), UCAV (Unmanned Combat Air Vehicle) dan Target Drones merupakan drones yang digunakan di udara. UGV (Unmanned Ground Vehicle) adalah drones darat dan ROV (Remotely Operated Underwater Vehicle) adalah drones yang dioperasikan di laut.
Tujuan utama dari penggunaan Drones ini sederhana, yaitu untuk bisa meminimalisir penggunaan dan kehilangan sumber daya manusia karena drones jarang menggunakan operator manusia. Maksudnya drones tidak memiliki operator yang langsung berada dalam robot tersebut melainkan menggunakan operator secara remot.
Tapi tiap hal tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dalam penggunaan drones ini. Kelebihan menggunakan drones tentu saja meminimalisir korban sumber daya manusia dalam menjalankan tugas yang berbahaya. Kekurangan dari penggunaan drones, keakuratannya yang masih dipertanyakan. Manusia dapat melakukan kontak visual untuk membedakan mana lawan, sipil dan kawan. Ketiga aspek ini yang tidak dimiliki oleh drones yang dikendalikan secara jarak jauh sehingga sering mengakibatkan terjadinya salah tembak.
Amerika Serikat menggunakan UAV dalam Operation Enduring Freedom di Afghanistan dan Iraqi Freedom pada Perang Iraq. Pada 2006, misil yang diluncurkan drones sendiri telah membunuh 750 sampai 1000 di Pakistan. Secara keseluruhan 66% - 68% orang yang terbunuh adalah militan dan sisanya dari sipil. Ini menunjukkan masih banyaknya korban sipil akibat dari kekurang akuratan dari penggunaan drones. Pada 2010 di Afghanistan,10 orang sipil terbunuh setelah operator dari drones tersebut salah menembak konvoi yang terdiri dari tiga mobil. Operator drones mengira konvoi tersebut adalah konvoi musuh.
Sumber: @TweetMiliter, Wikipedia
Robot-robot Dalam Dunia Militer
Dalam dunia militer, ada berbagai macam robot-robot perang (Drones) yang diklasifikasikan menurut tempat dioperasikannya. UAV (Unmanned Aerial Vehicle), UCAV (Unmanned Combat Air Vehicle) dan Target Drones merupakan drones yang digunakan di udara. UGV (Unmanned Ground Vehicle) adalah drones darat dan ROV (Remotely Operated Underwater Vehicle) adalah drones yang dioperasikan di laut.
Tujuan utama dari penggunaan Drones ini sederhana, yaitu untuk bisa meminimalisir penggunaan dan kehilangan sumber daya manusia karena drones jarang menggunakan operator manusia. Maksudnya drones tidak memiliki operator yang langsung berada dalam robot tersebut melainkan menggunakan operator secara remot.
Tapi tiap hal tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dalam penggunaan drones ini. Kelebihan menggunakan drones tentu saja meminimalisir korban sumber daya manusia dalam menjalankan tugas yang berbahaya. Kekurangan dari penggunaan drones, keakuratannya yang masih dipertanyakan. Manusia dapat melakukan kontak visual untuk membedakan mana lawan, sipil dan kawan. Ketiga aspek ini yang tidak dimiliki oleh drones yang dikendalikan secara jarak jauh sehingga sering mengakibatkan terjadinya salah tembak.
Amerika Serikat menggunakan UAV dalam Operation Enduring Freedom di Afghanistan dan Iraqi Freedom pada Perang Iraq. Pada 2006, misil yang diluncurkan drones sendiri telah membunuh 750 sampai 1000 di Pakistan. Secara keseluruhan 66% - 68% orang yang terbunuh adalah militan dan sisanya dari sipil. Ini menunjukkan masih banyaknya korban sipil akibat dari kekurang akuratan dari penggunaan drones. Pada 2010 di Afghanistan,10 orang sipil terbunuh setelah operator dari drones tersebut salah menembak konvoi yang terdiri dari tiga mobil. Operator drones mengira konvoi tersebut adalah konvoi musuh.
Sumber: @TweetMiliter, Wikipedia