Kekuatan Militer Korea Utara

Militer Korea Utara (Korean People's Armed Forces) secara garis besar terdiri dari tiga Matra utama, Darat, Laut dan Udara ditambah dengan Biro Pemandu Artilleri (Artillery Guidance Bureau) yang bernaung dibawah langsung komando pusat Militer Korea Utara.

Artillery Guidance Bureau membawahi seluruh satuan dan peralatan sistem Rudal Balistik, baik jarak pendek hingga antar benua. Pada kesempatan berikutnya kita akan membahas mengenai Artillery Guidance Bureau ini.

Anggaran Militer Tahunan Korea Utara merupakan terbesar di dunia dalam perbandingan dengan nilai GDP. Yaitu sebesar 25% dari total GDP!! Dibandingkan dengan Amerika yang berkisar di 3% saja. Tetapi ekonomi juga menentukan.

Kekuatan Militer Korea Utara

Kekuatan Militer Korea Utara

Strategi Korea Utara bertumpu kepada Serbuan frontal menggunakan Infantry dan Tank. Doktrin peninggalan Uni Soviet dan china.

Dalam prakteknya, angkatan laut dan udara akan membantu serbuan dengan melaksanakan tugasnya masing-masing. Doktrin serbuan frontal Korea Utara menjadikan angkatan darat sebagai ujung tombak penyerbu, AL dan AU sebagai komponen pendukung.

Angkatan Laut akan membantu (jika memungkinkan) dengan mendaratkan pasukan Marinir di garis belakang musuh dan AU memberikan air cover dan air support.

Angkatan Darat Korea Utara berintikan pada ribuan Main Battle Tank (MBT) terdiri dari T-54, T-55, T-62, T-72 ditambah MBT lokal Chonma Ho dan Pokpung Ho. Jumlah personel AD Korea Utara mencapai 980.000 Personil dan 4 Juta Anggota Cadangan.

Kekuatan Militer Korea Utara
MBT Lokal Pokpung Ho dalam Parade Militer

Artileri AD Korea Utara bertumpu pada Meriam-meriam Howitzer tarik maupun swagerak kaliber 122mm, 152mm dan 170mm. Dan ribuan MRLS (Multiple Launch Rocket System) buatan soviet.

Angkatan Laut Korea Utara terdiri dari dua armada utama. Armada barat dan timur. Kekuatan Utama bertumpu di Armada timur. Korea Utara diketahui memiliki 73 Kapal Selam dari berbagai Jenis. Dengan yang terbesar adalah Whiskey-Class dan Romeo-class.

Whiskey-class dan Romeo-Class adalah Kapal Selam bertenaga Diesel-Elektrik buatan Uni Soviet yg dilansir pada era 1950-1960

Industri Lokal Korea Utara diketahui sudah mampu meretrofit dan memodernisasi Armada Kapal Selamnya secara mandiri. Selain whiskey dan Romeo, Kapal Selam Korea Utara juga mencakup kapal selam kecil berkapasitas 18 awak dan Midget berkapasitas dua awak.

Persenjataan Angkatan Laut Korea Utara mencakup Artilleri kaliber 122mm dan 130mm. Dan untuk Peluru Kendali mengandalkan rudal SS-N-2 Styx.

Angkatan Udara Korea Utara, tugas utamanya untuk melindungi wilayah udara Korea Utara dan mendukung angkatan darat dalam penyerbuan. AU Korea Utara juga didoktrin dan dilatih untuk melakukan pre-emptive strike ke Korea Selatan dalam waktu singkat.

Doktrin pre-emptive strike AU Korea Utara mencakup, Take-off dari airfield, menuju Seoul, melepas muatan bom, lalu kabur kembali ke utara.

Kekuatan udara AU Korea Utara bertumpu pada 250an unit MiG-21MF Fishbed-J, 60 unit MiG-23ML Flogger, dan MiG-29 Fulcrum. Khusus MiG-29A dan MiG-29UB (varian kursi ganda) hanya ditempatkan di ibukota Pyongyang, untuk melindungi ruang udara kota Pyongyang.

Sementara, MiG-21 dan MiG-23 disebar diseluruh pelosok negara. Untuk pesawat antik seperti MiG-15 dan MiG-17 ditempatkan di perbatasan.

Fungsi MiG-15, MiG-17 dan MiG-19 Farmer AU Korea Utara untuk melakukan pre-emptive strike ke Seoul dengan membawa muatan bom, roket maupun kanon. Korea Utara diketahui adalah operator MiG-15 dan MiG-17 Terakhir di dunia, dan seluruh armadanya masih layak terbang!

MiG-17 adalah pesawat era perang vietnam, rilisan 1952. MiG-15 veteran perang korea tahun 1950an, rilisan 1948-1949.

Kekuatan pembom AU Korea Utara berintikan pada 80 unit pembom medium Ilyushin Il-28 Beagle. Il-28 AU Korut diketahui berkemampuan meluncurkan rudal jelajah antikapal SS-N-2 Styx yg juga diproduksi lokal oleh Korea Utara.

Pesawat serang darat AU Korea Utara terdiri dari sukhoi Su-25 Frogfoot dan MiG-23BN flogger-D.

Kekuatan helikopter AU Korea Utara terdiri dari Mi-2, Mi-4, Mi-8, Mi-14, Mi-24 buatan soviet dan Hughes MD500 buatan Amerika, Heran?? Pada tahun 1980an, Korea Utara mengimport 80 unit helikopter Hughes MD530 dari Amerika untuk tujuan "sipil".

Pada kenyataannya, MD530 yang diterima dimodifikasi dengan memasang pod roket dan gunpod untuk kemampuan serang. Bahkan MD530 AU Korea Utara ada yang dicat dengan logo dan warna AU korea selatan, untuk tujuan penyamaran dan infiltrasi.

Militer Korea Utara sangat sering mengadakan parade setiap tahunnya! Setiap hari-hari besar di Korea Utara pasti dimeriahkan parade.

Hari lahir Kim Il Sung, Kim Jong Il, Kim Jong Un, berdirinya Partai Pekerja korea (KWP), Hari kemerdekaan, peringatan perang korea. Bahkan perayaan tahun baru takkan dilewatkan di Korea Utara tanpa parade militer.

Latihan militer Korea Utara dilakukan beberapa kali setahun dalam skala besar-besaran. Jika dihitung, total biaya untuk melaksanakan 1 kali latihan besar-besaran mencapai lebih dari 100 milyar rupiah dalam 1 hari.

Sekarang, panglima besar angkatan bersenjata Korea Utara dipimpin langsung oleh Kim Jong Un, selaku kepala negara dan pemerintahan.

Kekuatan Militer Korea Utara

Berikut data-data statistik tentang kekuatan militer Korea Utara:

Jumlah Personel aktif : 1.106.000 orang, jumlah personel cadangan : 8.200.000 orang, jumlah SDM tersedia : 12.933.972 orang

Total Persenjataan darat: 20.692 pucuk, Tank: 5.410 unit, APC/IFV: 2.582, Meriam artileri: 1.500 unit, Self-Propelled gun: 1.600 unit, Multiple Rocket Launcher System: 600, Mortar: 2000, Senjata anti-tank: 7.000, senjata antipesawat: 650, kendaraan logistik: 8.000

Jumlah Pesawat: 1650, jumlah helikopter: 328, total landasan udara yg operasional: 79.

Jumlah kapal perang: 708, Frigate: 3, Kapal selam: 58 (2011), kapal patroli: 471, kapal penebar ranjau: 58, kapal bersenjata: 158, Kapal pendarat amfibi: 273 unit. Sumber: globalfirepower, @TweetMiliter

Battle of Mogadishu, 'Black Hawk Down' di Dunia Nyata Part I

Tanggal 3 Oktober 1993, pasukan AS yang tergabung dalam US Special Operation Force bergerak di kota Mogadishu, Somalia untuk menangkap para penasehat Jenderal Mohammed Farah Aideed, yaitu Mohammed Hasan Awale dan Omar Saled Elmi. Omar Saled Elmi saat itu juga merangkap jabatan sebagai Menteri Luar Negeri Somalia.

Jenderal Mohammad Farah Aideed adalah adalah panglima Habr Gadr, salah satu faksi terbesar dari beberapa faksi di Somalia yang berhasil menggulingkan Mohammed Siad Barre, diktator Somalia yang memerintah sejak 1969.

Bagi Amerika, Jenderal Aideed adalah bisul bagi perdamaian yang sedang diupayakan PBB, oleh karena itu ia harus segera dieliminasi.

Pasukan operasi khusus AS yang dibentuk untuk memburu orang-orang Jenderal Aideed tersebut merupakan gabungan dari semua elemen pasukan khusus yang ada di Somalia, yaitu Ranger, Delta Force, dan Night Stalker (SOAR).

Battle of Mogadishu, 'Black Hawk Down' di Dunia Nyata

Battle of Mogadishu, 'Black Hawk Down' di Dunia Nyata

Misi tanggal 3 Oktober itu sebenarnya sangat sederhana, sejenis 'one day operation'. Pasukan akan diturunkan lewat helikopter untuk menggerebek tempat pertemuan orang-orang Jenderal Aideed yang berlangsung di kawasan jalan Hawlwedig, tidak jauh dari Hotel Olympic Mogadishu.

Di atas kertas, operasi militer yang disusun oleh panglima pasukan AS di Somalia, Mayor Jenderal William F. Garrison tersebut hanya akan berlangsung selama 45 menit saja, atau kalau memang terjadi perlawanan atau keterlambatan paling banter hanya akan molor 2-3 jam saja. Tak heran kalau para prajurit yang bertugas dalam misi ini hanya membawa peralatan tempur standar dengan amunisi seperlunya saja.

Skenarionya adalah, pasukan Delta Force pimpinan Sersan Paul Howe bertugas menangkap para pembantu Jenderal Aideed, sedangkan pasukan darat yang berasal dari kesatuan Ranger di bawah pimpinan Letnan Kolonel Danny McKnight akan mengawal mereka menuju tempat penahanan di koridor pasukan PBB yang dikuasai AS di bandara Mogadishu.

Letnan Kolonel Gary Harrell, komandan SOAR (Special Operation Aviation Regiment) akan mengkoordinasikan operasi militer tersebut lewat udara. Sekitar 75 anggota Ranger diturunkan dengan, terbagi dalam empat regu dengan kode 'Chalk' di sekeliling bangunan untuk menjaga kalau saja ada sasaran yang lolos dari sergapan Delta Force.

Chalk One dipimpin oleh Letnan Larry Perino, Chalk Two dipimpin oleh Letnan Tom Di Tomasso, Chalk Three dipimpin oleh Sersan Sean Watson, dan Chalk Four dipimpin oleh Sersan Matthew Eversmann. Di atas mereka terdapat Kapten Michael Steele sebagai komandan kompi yang membawahi seluruh Chalk.

Sedangkan Letkol McKnight sendiri bersiap di samping Hotel Olympic dengan konvoi 12 truk dan Humvee, menunggu sinyal dari Delta Force bila mereka sudah berhasil mengeluarkan orang-orang Jenderal Aideed.

Sementara itu jauh tinggi di angkasa, pesawat intai P-3 Orion melakukan monitoring terhadap pelaksanaan operasi tersebut dengan kamera yang ditransmisikan langsung ke markas Jenderal Garrison.

Namun rencana tinggal rencana. Karena pada kenyataannya insiden fatal sudah mewarnai operasi militer ini sejak jam pertama dilaksanakan.

Battle of Mogadishu, 'Black Hawk Down' di Dunia Nyata

Pada saat itu Prajurit Todd Blackburn baru saja hendak meraih tali penerjunan (fast rope) ketika helikopter UH-60 Black Hawk yang ditumpanginya mendadak oleng. Letnan Dan Jollotta, sang pilot membanting kemudi ke arah kiri untuk menghindari proyektil RPG-7 yang tiba-tiba saja memburu dari bawah. Blackburn terpeleset dan jatuh dari ketinggian 25 meter.

Pasukan Delta dan Night Stalker yang menumpang helikopter serang MH-6 Little Bird tidak mau kehilangan momentum penyerangan, dengan dukungan pasukan Ranger dari luar mereka menggedor bangunan yang dicurigai sebagai pusat kegiatan anak buah Aideed. Sekitar 24 orang Somalia yang sedang mengadakan rapat langsung mereka bekuk.

Letkol McKnight yang memimpin pasukan Ranger sudah bersiap dengan sebuah truk dan beberapa jip Humvee untuk membawa para tahanan itu. Tapi memasukkan orang-orang Somalia itu ke dalam kendaraan dan membawanya ternyata bukan soal yang mudah karena mendadak situasi berubah menjadi hiruk pikuk dengan hadirnya ratusan milisi bersenjata.

Tanpa disadari sebelumnya oleh Jenderal Garrison bahwa faksi Aideed ternyata mengawal rapat penting di Hawlwedig tersebut dengan mengerahkan ratusan penjaga bersenjata lengkap.

Yousef Dahir Mo'alim, komandan milisi andalan Aideed malah sudah membentuk peleton khusus bersenjatakan peluncur roket, RPG-7 untuk menghadapi kemungkinan adanya gangguan dari pihak asing.

Beberapa menit kemudian, di radio terdengar suara parau, "one of the bird is down!" Sebuah helikopter Blackhawk dengan kode Super 61 yang dipiloti oleh CWO (Chief Warrant Officer) Clifton Wolcott terkena tembakan RPG.

"Super Six One is going down!... Super Six One is going down!", teriaknya berulang-ulang.

"Super Six Two is going in", perintah Letkol Gary Harrell kepada Letnan Mike Goffena yang menerbangkan satu Black Hawk lainnya untuk mengisi posisi Wolcott.

Cliffton Wolcott dan co-pilot CWO Donovan terbunuh pada peristiwa ini, sedangkan dua awak lainnya, Sersan Ray Dowdy dan Sersan Charlie Warren terluka parah. Sersan Daniel Busch dan SGT Jim Smith selamat dan mempertahankan lokasi jatuhnya heli tersebut.

Prajurit Shawn Nelson, anggota Chalk Four adalah orang pertama yang melihat lokasi jatuhnya Super 61. Bersama prajurit Lance Twombly, pemegang senapan mesin M249 Minimi berinisiatif untuk bergerak secepatnya menuju crash site. Langkah Nelson diikuti komandan kompi Ranger, Kapten Michael Steele dan pasukan Chalk Two.

Di jalan-jalan sempit mereka berjuang menghadapi ribuan milisi Aideed yang terus menghadang di setiap sudut. Beberapa prajurit Ranger tersambar peluru sehingga memperlambat waktu karena harus menyeret teman yang terluka sembari melayani baku tembak dengan musuh.

Suatu ketika seorang Ranger, Prajurit Scott Galentine diberondong peluru milisi pada saat hendak menyeberang jalan. Proyektil menghantam popor dan jempol tangannya hingga senapan Colt Commando M16A2 yang dibawanya terjatuh.

Sesaat kemudian salvo RPG-7 dan dentuman Recoilles Gun 106 mm membuat para Ranger bubar ke segala penjuru. Tanpa menghiraukan seruan Sersan Matt Eversmann agar ia berlindung, Galentine berusaha mengambil senapannya yang terjatuh. Gerakannya langsung disambut semburan peluru para milisi yang memberondong dari berbagai arah. Tunggu kelanjutannya di "Battle of Mogadishu, 'Black Hawk Down' di Dunia Nyata Part II"

Operasi Woyla, Pembebasan Pesawat Indonesia dari Pembajak

Berikut adalah kutipan tentang pembajakan pesawat Woyla, satu-satunya pembajakan pesawat yang terjadi di Indonesia, yang dikutip dari buku biografi Benny Moerdani.

Sabtu pagi 28 Maret 1981, pesawat Garuda Indonesia GA 206 tujuan Medan tinggal landas dari Bandara Talangbetutu, Palembang.Captain Pilot Herman Rante, menerbangkan DC 9 Woyla berisi 48 penumpang. Tiba-tiba, Copilot Hedhy Juwantoro mendengar suara ribut di arah belakang. Baru saja akan berpaling, seorang menyerbu kokpit sambil berteriak, "Jangan bergerak, pesawat kami bajak…"

Pembajak meminta pesawat terbang ke Kolombo, Sri Lanka. Permintaan tersebut tidak mungkin dipenuhi, sebab bahan bakar terbatas. Pembajak lantas mengatakan "Pokoknya terbang sejauh-jauhnya dari Indonesia" teriak Mahrizal, seorang pembajak.

Operasi Woyla, Pembebasan Pesawat Indonesia dari Pembajak

Operasi Woyla, Pembebasan Pesawat Indonesia dari Pembajak

Berita pertama pembajakan tersebar pukul 10.18, saat Captain Pilot A. Sapari dengan pesawat F28 Garuda yang baru tinggal landas dari Bandara Simpang Tiga, Pekan Baru mendengar panggilan radio dari GA 206 yang berbunyi "..being hijacked, being hijacked". Berita tersebut langsung diteruskan ke Jakarta, berita yang mengejutkan petugas keamanan karena pada saat bersamaan juga diadakan latihan gabungan yang melibatkan semua unsur pasukan tempur di Timor-Timur hingga Halmahera. Berita tersebut diterima Wakil Panglima ABRI Laks. Sudomo yang masih berada di Jakarta. Sudomo langsung meneruskan berita tersebut kepada Kepala Pusat Intelijen Strategis Benny Moerdani yang langsung menghubungi Asrama Kopasandha (Sekarang Kopassus) yang diterima oleh Asisten Operasi Kopasandha LetKol Sintong Panjaitan. Benny memberitahu tentang dibajaknya pesawat Garuda, berapa jumlah pembajak, apa motivasinya, kemana tujuan dan apa tuntutannya masih belum diketahui ".. yang pasti, saya langsung diperintahkan menyiapkan pasukan", kenang Sintong, yang pada saat itu kakinya digips sehingga tidak berangkat latihan gabungan.

Dari Thailand dikabarkan bahwa pesawat mendarat di bandara Don Muang, Thailand. Di Jakarta Sabtu malam pukul 19.25, Kepala Bakin (sekarang BIN) Jenderal Yoga Sugomo berangkat ke Bangkok.

Menurut berita yang dia peroleh, para pembajak lima lelaki berbicara bahasa Indonesia. bersenjatakan pistol, granat dan kemungkinan dinamit. Para pembajak menuntut Indonesia membebaskan tahanan Peristiwa Cicendo, komplotan Warman serta Komando Jihad. Para tahanan diminta diterbangkan disuatu tempat diluar Indonesia dan meminta uang sebesar 1.5 juta dollar AS. Jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi, mereka mengancam akan meledakkan Woyla beserta penumpangnya.

Operasi Woyla, Pembebasan Pesawat Indonesia dari Pembajak

Sabtu malam pukul sepuluh lebih, Kol Teddy Rusdi, Benny Moerdani dan Sudomo diterima Pak Harto di Cendana. Hasil akhir pembicaraan menyimpulkan bahwa opsi militer akan dilakukan untuk membebaskan pesawat tersebut.

Minggu pagi telepon di meja Benny berdering. Dubes Amerika Serikat Edward Masters mengkhawatirkan akan keselamatan warganya yang berada di GA 206 apabila opsi militer dilakukan. "I am sorry sir, but this is entirely an Indonesian problem. It is an Indonesian aircraft" jawab Benny. Ditegaskan Indonesia berhak mengambil segala langkah dalam meringkus pembajak dan tidak perlu izin dari negara lain. We don’t guarantee anything.."

Minggu malam pukul 21.00, setelah mendapat clearance dari pemerintah Thailand bahwa pasukan anti teror boleh mendarat, Indonesia diizinkan mengirim pesawat terbang untuk menjemput sandera. Benny memutuskan menggunakan Garuda DC-10 Sumatera, pesawat ini lebih cepat dan lebih lama terbang dari DC 9. "..karena antisipasi pesawat yang dibajak kemungkinan akan dipakai terbang sampai ke Libya" kenang Subagyo HS yang saat itu berpangkat mayor di Grup IV Kopasandha.

Latihan 2 hari di hanggar garuda dengan pesawat DC 9, telah memantapkan tekad pasukan khusus anti teror untuk secepatnya meringkus pembajak. Sudah dua tahun pasukan khusus anti teror terbentuk, mereka terus berlatih tapi belum pernah punya kesempatan muncul. Baru kali ini, mereka akan melakukan operasi dan yang lebih membanggakan, bertempur diwilayah negara asing. Pasukan belum berangkat menunggu perintah Benny, penanggung jawab operasi.

Begitu Benny datang bukan perintah berangkat yang didengar, tetapi "Bagaimana latihan kalian?". "Siap pak" jawab Sintong mantap.Dalam kesempatan itu, Benny juga membagikan kotak amunisi.

Sintong lansung ingat sewaktu Operasi Dwikora. Perlengkapan baru sering malah bisa menyulitkan. Sering terjadi peluru tidak meledak, akibat belum dibiasakan penggunaannya. Trauma tersebut masih membekas, karena itu dia merasa yakin, sebuah peralatan yang belum pernah dicoba serta dibiasakankan penggunaannya, bisa membahayakan.

Dengan mengumpulkan segala keberanian, Sintong kemudian berkata, "Jangan Pak, jangan bagikan peluru tersebut. Kami belum terbiasa."

"Lho, ini peluru bagus, yang terbaru. Gunakan saja.." Tegas Benny

"..Kami harus mencobanya dulu." Sintong menolak.

Terlihat nada kesal dalam jawaban Benny, "..ya sudah, cobalah"

Pasukan segera mencari tempat untuk uji coba. Peluru dibagikan dan ditembakkan.Yang terdengar justru bunyi, "Pakh, pakh, pakh..pakh". Ternyata tidak satupun peluru meletus.

Benny terkejut menyaksikan kejadian itu. Meski bukan kesalahannya, tetapi perasaannya lebih galau, melebihi semuanya. Dalam hati, Sintong bergumam, "Untung belum berangkat.."

Benny langsung menyuruh anak buahnya ke Tebet untuk mengambil amunisi baru. Pasukan khusus anti teror memang sengaja dibekali dengan jenis peluru yang mematikan tapi tidak akan menembus dinding pesawat. Sehingga, kalau berlangsung pertempuran dalam kabin, dinding pesawat tidak bakal rusak. mengingat sifatnya, jenis peluru termaksud hanya bisa tahan enam bulan sudah harus diganti baru.

Masalah tersebut agaknya terlalaikan petugas perlengkapan. Sesudah kiriman peluru pengganti tiba dan diuji coba, Benny memberi isyarat untuk berangkat. Sintong melirik jamnya, penerbangan mereka sudah tertunda lebih dari satu jam.

Pesawat DC 10 tiba di Don Muang pukul 00.30, dengan berkamuflase menjadi pesawat Garuda yang baru terbang dari Eropa. Pesawat diparkir dilokasi yang agak jauh dari Woyla. Kendaraan pasukan angkatan udara Thailand tiba, dan seorang perwira penghubung membawa benny menemui Menlu Thailand Siddi Savitsila. Perundingan yang deadlock menyebabkan clearance untuk menyerbu pesawat tidak bisa diberikan, maka Menlu Thailand mempertemukan Benny dengan PM Thailand Prem Tinsulanonda esok paginya.

Senin pagi pukul 06.00, Benny bersama Yoga Sugomo, Dubes Indonesia untuk Thailand Habib dan Dirjen Perhubungan Udara Sugiri bertemu PM Thailand dikediaman resminya. Dalam pertemuan tersebut, pada awalnya pemerintah Thailand tidak bersedia memberi izin operasi militer, sementara pemerintah Indonesia tetap meminta izin Thailand, untuk menyelesaikan sendiri pembajakan tersebut. Akhir perundingan, PM Prem menyatakan akan memberi keputusan pada pukul 11 hari itu juga. "Saya selalu menganggap nasi goreng Bangkok terenak di dunia. Maka Benny ditemani Kolonel Rosadi, atase pertahanan makan pagi, sementara lainnya pulang ke hotel. Ditempat itu Benny bertemu dengan Chief Station CIA untuk Thailand. Dalam pembicaraan yang berkembang, Benny kemudian meminjam flak jacket, karena lupa membawa dari jakarta. Tapi ternyata didalam pesawat DC-10 sudah tersedia, maka flak jacket itu tidak jadi dipakai. Meski nantinya memunculkan wacana, seolah-olah AS memberi bantuan peralatan tempur kepada pasukan Indonesia.

Selepas tengah hari clearance untuk menyerbu sudah diberikan oleh PM Prem, Benny menetapkan, serbuan akan dilakukan sebelum fajar. Tak lupa pula dia meminta petugas Garuda di Don Muang menyiapkan 17 peti mati.

Sementara itu suasana tegang semakin ganas dengan menetapkan deadline atas tuntutan mereka, Yoga dengan sabar melayani segala macam tuntutan tersebut sambil mengulur waktu. Ketegangan yang sama juga terasa di kabin DC 10, menunggu adalah pekerjaan yang paling menjengkelkan. Tanpa ada pemecahan maka anak buahnya akan tegang tanpa guna, maka Sintong memerintahkan anak buahnya untuk tidur. "Hampir semuanya langsung tertidur, merasa lepas dari beban. Mereka saling mendengkur, adu keras.."

Senin malam 30 Maret 1981, pasukan anti teror satu demi satu turun dari pesawat DC 10. Sekali lagi mereka melakukan latihan ulangan menggunakan DC 9 Digul. Pada kesempatan tersebut, Sintong mengajak pilot Garuda untuk ikut menonton. Sebelum Sintong turun dari pesawat, Sintong sudah memutuskan untuk membuang tongkat penyangga kakinya. ".. masa, Perwira Komando, memimpin operasi dengan tongkat." Latihan ulangan berlangsung dengan baik, semua anggota tahu apa yang harus dilakukan, Sintong memperkirakan dalam lima menit pasukannya sudah dapat menguasai pesawat.

Begitu latihan selesai, seorang pilot Garuda mendekati Sintong, "Pak.. maaf Pak". " Ya ada apa?" tanya Sintong ingin tahu.

"Tadi waktu bapak latihan, memang semuanya bisa demikian. kalau pintu samping dibuka dari luar, dengan mudah anak buah bapak bisa menyerbu masuk. Tetapi kalau pintu darurat yang dibuka, yang langsung keluar karet peluncur untuk pendaratan darurat.."

"Yailah.." teriak Sintong. "Terimakasih, terimakasih" Bisa dia bayangkan, tanpa ada pemberitahuan tersebut, dalam penyerbuan masuk ke kabin, anak buahnya pasti berhamburan terlempar ke bawah dari pintu darurat, dihantam tangga peluncur emergency.

Sekali lagi latihan diulang. Faktor munculnya tangga penyelamat dari pintu darurat, diperhitungkan,. Dengan masukan tambahan tersebut, Sintong justru menemukan langkah penangkal. Begitu pintu darurat dibuka dari luar, seorang anggota wajib menahan munculnya tangga pendaratan darurat. Pada saat bersamaan, anggota lain sudah harus menyerbu masuk kabin.

Benny memutuskan serangan dilakukan pada pukul 03.00. Jarum jam menunjukkan pukul 02.00, pasukan sudah siap dengan perlengkapan tempur, pakaian loreng dan baret merah. Briefing terakhir sudah selesai. "Tunggu apa lagi? Saya segera perintahkan, berangkat…" kenang Sintong.

Mereka dijemput mobil. Untuk menjaga kerahasiaan, seluruh pasukan diminta berbaring dilantai kendaraan. "Saya duduk di atas anak-anak, injek-injekan" kata Benny. Sintong sangat terkejut, ketika pasukan sudah meninggalkan mobil dan berjalan menuju Woyla, tiba-tiba saja Benny menyusup masuk ke dalam barisan. Ini diluar skenario.

Tubuh Benny terlihat jelas, ditengah deretan pasukan berseragam. Dia memakai jaket hitam, tangan kanannya memegang sepucuk pistol mitraliur. Perwira tinggi tersebut nampak menonjol karena satu-satunya yang tidak berseragam dan tidak juga memakai baret merah. Sambil berbisik, Sintong memerintahkan anak buahnya yang jalan paling dekat. "So, Roso, keluarkan dia. Jangan biarkan Pak Benny ikut..". "Pak, saya nggak berani", jawab Letnan Suroso, juga dengan berbisik.

Sementara itu dalam pikiran Benny, "Tempat terbaik bagi saya, harus bersama mereka.."

Tentu saja dia mengabaikan kenyataan, bahwa dirinya seorang jenderal dengan tiga bintang. Benny juga bukan komandan lapangan, yang memang harus selalu ikut menanggung resiko menghadang maut digaris depan. Dia juga tidak mempedulikan, kemungkinan peluru nyasar, justru akan bisa menyeret akibat fatal.

Tetapi Benny tetap dalam doktrin pribadinya. Seorang pemimpin harus bersama anak buah. Sesuatu yang memang sudah dia buktikan selama terjun dalam berbagai palagan. "Saya beranggapan, nilai politik psikologinya besar sekali. Kalau pun saya ikut mati tertembak, tetap bisa membuktikan, pemerintah Indonesia tidak pernah menyerah dalam menghadapi tuntutan pembajak."

Tepat pukul 02.45, serbuan dimulai. Menurut kesaksian penumpang, dalam kegelapan malam, semua pintu kabin pesawat segera terdengar didobrak dari luar. Sekejap kemudian bunyi tembakan riuh membangunkan seluruh isi pesawat.

Hendrik Seisen, seorang penumpang berkewarganegaraan Belanda melukiskan, "I woke up when I heard a lot of noise and what certainly looked like shooting (sic!). It seemed like in the time of two seconds the whole plane filled up with commandos.." Seisen menambahkan, "When the shooting started we ducked below the seats. I didn’t want to look. I Was terrified" Dengan cepat semua sandera dibebaskan. Pesawat Woyla sepenuhnya dikuasai Kopasandha. Mimpi buruk yang dialami semua awak pesawat dan penumpang sejak sabtu pagi, berakhir selasa dini hari.

Begitu Woyla sudah berhasil dikuasai, Benny menyambar mike. "This is two zero six, could I speak to Yoga please?"

"Yes, Yoga here"

"Pak Yoga, Benny ini.." teriak Benny.

"Diancuk. Neng endi kowe..?" tanya Yoga sambil mengumpat.

"Dalam pesawat Pak"

"Jangan main-main kamu.."

"Saya memang dipesawat. Sudah selesai semua, beres.."

Kecuali anggota pasukan yang dia pimpin, Benny memang tidak menceritakan rincian rencana penyerangan pembajak yang dia rancang. Juga tidak kepada Yoga.

Dalam skenario awal, pasukan anti teror akan mendobrak pintu depan kiri. Disusul pendobrakan bersama, pintu darurat dan belakang. Setelah tahap ini selesai, seluruh pasukan serentak menyerbu ke kabin. Skenario tersebut tidak sepenuhnya terlaksana runtut.

Pembantu Letnan Achmad Kirang dari arah pintu belakang sudah terlanjur masuk sebelum pintu depan didobrak. Pembajak yang berjaga di bagian belakang sempat terjaga dan langsung menembak. Akibatnya, Kirang tidak sempat menunduk ketika sebuah peluru menembus tubuhnya. Tepat kena perut, bagian yang tidak tertutup flak jacket.

Dalam pertempuran singkat di dalam pesawat tidak semua pembajak langsung tertembak mati. Sementara itu Achmad Kirang dan Captain Herman Rante justru luka parah kena peluru. Tiga pembajak tewas seketika ditangan pasukan penyerbu. Dua pembajak lain menderita luka parah. Tetapi yang paling melegakan seluruh penumpang tidak ada satu pun mengalami cedera berarti.

Selasa pagi pukul 05.00 pesawat DC 10 Sumatera meninggalkan Don Muang, membawa pulang pasukan khusus anti teror. Dua pembajak yang luka parah tidak sempat diselamatkan nyawanya oleh tim kesehatan Kopasandha. Sehingga kelima mayat pembajak, Machrizal, Zulfikar, Wendy M Zein, Abu Sofyan dan Imronsayah, langsung diterbangkan ke Jakarta pagi itu pula. Sementara Achmad Kirang meninggal tanggal 1 April dalam perawatan di RS Bhumibhol, Bangkok, begitu pula Captain Herman Rante, meninggal di Bangkok, enam hari setelah operasi penyergapan berlangsung.

Dari udara, pemandangan kota Jakarta siang itu terasa elok. Sejak pagi masyarakat sudah dibangunkan dengan berita radio sekitar keberhasilan pasukan khusus anti teror menyergap pembajak Woyla. Semua bangga, drama mencekam selama tiga hari akibat pembajakan telah berakhir, Pemerintah Indonesia terbukti tidak mau menyerah kepada pembajak. Kabar tersebut menjadikan warga Jakarta berbondong-bondong ke Bandara Halim Perdanakusuma.

Pukul 08.00 lebih beberapa menit, roda-roda pesawat DC 10 Sumatera menyentuh landasan Halim Perdanakusuma. Benny dengan wajah serius tanpa senyum, menyelinap keluar dari pintu di ekor pesawat, tanpa memperhatikan sambutan ratusan penjemput. Baju safari warna gelap yang dia pakai, sangat kontras dengan seragam loreng berbaret merah pasukan khusus antiteror yang keluar dari pintu depan.

"It isn’t that Indonesians don’t deserve the same credit and honor that Israel and the West German commandos earned for similiar gallantry at Entebbe and Mogadishu. It is a pity because there is abroader point to be made". Tajuk rencana koran The Asian Wall Street Journal tersebut segera menambahkan, negara-negara dunia ketiga selalu dianggap tidak pernah memiliki disiplin dan tidak bisa bekerja dengan efisien. Demikian juga umumnya komentar terhadap penampilan tentara Indonesia. "Well it took a high order of soldiering to rescue a planeload of hostages without taking one innocent life". Lebih lanjut koran tersebut menunjukkan, "From hijack to the last gun shot, the entire operation lasted about 60 hours. It required a high degree of organisation and planning. It also required courage, efficiency and discipline".

Seorang anggota pasukan anti teror, TJP Purba ketika diwawancara koran The Bangkok Post mengatakan, "Our principle is simple, silent, decisive and aggressive"

Sebagai tambahan informasi, pasukan Kopasandha yang melakukan penyerbuan pesawat Woyla menjadi embrio terbentuknya unit anti teror di Kopassus saat ini, yaitu Sat 81 Gultor

Sumber: Pour, Julius. Benny: Tragedi seorang loyalis. Kata Hasta Pustaka. Jakarta. 2007.
andraji.blogspot.com

Insiden Bawean - Perang Udara Amerika Serikat vs. TNI AU Part II

Mari kita lanjutkan pembahasan kemarin tentang Insiden Bawean - Perang Udara Amerika Serikat vs. TNI AU. Perang seru diatas pulau Bawean antara dua F-16 TNI Angkatan Udara Republik Indonesia melawan beberapa Pesawat F-18 Hornet milik Amerika Serikat.

Dari komunikasi singkat itu akhirnya diketahui bahwa mereka mengklaim sedang terbang di wilayah perairan internasional. "Hornet...Hornet. We are Indonesia Air Force..." Ucap salah seorang pilot kita. Dibalas dengan. "We are F-18 Hornets from US Navy Fleet, our position on International Water, stay away from our warship".

Insiden Bawean - Perang Udara Amerika Serikat vs. TNI AU

Insiden Bawean - Perang Udara Amerika Serikat vs. TNI AU Part II

"PADA layar (monitor) lampu menyala dan (diiringi) bunyi tit… tit… tit… tit… tit…, mereka sudah mengunci rudal ke pesawat kami," papar Kapten Penerbang Fajar Adriyanto, bersama Kapten Penerbang Ian Fuady yang mengawaki F-16 berekor nomor TS-1603 dengan call- sign Falcon 1. Itu tandanya bahwa peluru kendali Sidewinder yang dibawa Hornet sudah siap ditembakkan ke arah Falcon 1.

"Jika bunyi tit-nya panjang seperti tiiiiiiit…. tiiiiiit…., berarti rudal sudah ditembakkan," ujar Kapten Fajar menambah keterangannya di hadapan KSAU Marsekal Chappy Hakim serta stafnya dan para wartawan.

Marsekal Chappy Hakim datang ke Madiun utk memberi apresiasi kepada mreka yang terlibat dalam tugas intersepsi pesawat Hornet di sekitar Bawean.

Dari hasil rekaman ulang perang elektronika kokpit Falcon 2 F-16 berekor nomor TS-1602 yang diawaki Kapten Pnb Tonny H dan Kapten Pnb Satriyo Utomo, jelas terlihat pesawat Falcon 1 yang sempat juga melakukan gerakan hard break belok dengan kemiringan hampir 90 derajat, secara ketat terus ditempel oleh Hornet 1. Sementara, Hornet kedua menguntit rekannya.

Posisi Falcon 2 juga menguntungkan terhadap Hornet 2 sehingga bila suasana bermusuhan menjadi kenyataan, pasangan Kapten Tonny-Kapten Satriyo dapat membantu Falcon 1.

Saat menghindar dari rudal Sidewinder yang bakal ditembakkan setiap detik kepada mereka dengan membelokkan tajam F-16 mereka, mata Kapten Fajar masih sempat melihat kapal perusak US Navy dan langsung melaporkan penglihatannya itu  (that's hard....).

"Kami memang sempat close fight dengan mereka, tetapi kita tidak melaksanakan ofensif. Kami mempunyai tugas dari panglima untuk melaksanakan intersepsi guna mencari data pesawat apa jenisnya, kemudian dari negara mana, apa tujuan mereka melaksanakan latihan," ujar Letkol Tatang Herliansyah.

Menurut para penerbang F-16, kontak visual mereka dengan Hornet terjadi pada ketinggian 15.000 kaki setelah terbang sekitar 10 menit.

Pada jarak di bawah 40 mil laut, radar F-16 mereka sudah menangkap target F-18 sehingga kedua pesawat TNI AU langsung menuju ke sasaran terdekat dibantu oleh Surabaya Director.

Mereka mendapat informasi ada dua sasaran, jadi pesawat F-18 yang mereka tuju ada lebih dari dua pesawat. Begitu berhadapan, Hornet langsung melancarkan aksi jamming dengan sikap bermusuhan yang dtunjukkan dengan mengunci rudal Sidewinder ke pesawat F-16.

Menurut Letkol Tatang, perang jamming berlangsung sekitar tiga menit karena kedua penerbang F-18 tahu kalau F-16 memancarkan gelombang elektromagnetik dari radar F-16, pesawat Hornet juga menangkapnya.

Demikian pula sebaliknya, pada saat pesawat AS memancarkan gelombang yang sama terhadap Fighting Falcon TNI AU, gelombang pesawat AS juga ditangkap radar warning receiver F-16.

"Begitu menangkap jamming mereka, kita pakai anti-jamming yang juga memancarkan beberapa bands (gelombang) dari frekuensi radar F-16 Dengan memakai auto, walaupun mereka berganti-ganti bands, kita bisa mengikuti terus (mereka)," ungkapnya mengenai perang seru ECM F-16 Fighting Falcon versus F-18 Hornet di atas Bawean

Selama perang ECM, radar warning receiver F-16 tetap mendapatkan sinyal bahwa ada yang mengunci kedua pesawat TNI AU.

Ini berarti kemungkinan ada lebih dari satu Hornet lain pada posisi lain yang terus-menerus mengikuti "perang seru" tiga menit antarkeempat pesawat F-16 dan F-18

Untuk melepaskan diri dari penguncian tersebut, jet tempur F-16 buatan General Dynamics melakukan manuver hard break yang disebut tadi dalam kecepatan tinggi.

Manuver ini juga dikenal dengan sebutan defensive manouver, di mana penerbangnya akan terkena gravitasi minimal 6g sampai 9g. Perang tiga menit, seperti dituturkan oleh Kapten Ian Fuady, berhenti setelah F-16 yang diawaki Kapten Tonny-Kapten Satriyo melakukan gerakan rocking the wing.

"Hornet, Hornet, we are Indonesian Air Force…," terdengar suara Iain dalam rekaman radar ulangan.

"Indonesian Air Force… we are in international waters, please stay away from our ships…," jawaban dari salah satu pilot F/A 18 Hornet.

Penerbang F-16 mnjawab bahwa kedua Fighting Falcon sedang mlakukan patroli dan akan menjauh dari iringan konvoi kapal perang Angkatan Laut AS.

Usai kontak Hornet AS itu terbang menjauh sedang kedua F-16 TNI-AU return to base, kembali ke pangkalannya Lanud Iswahjudi Madiun.

Selain berhasil bertemu dengan Hornet, kedua F-16 TNI-AU juga melihat sebuah kapal perang Fregat yang sedang berlayar ke arah timur.

Setelah kedua F-16 mendarat selamat di pangkalan TNI-AU menerima laporan dari MCC Rai (ATC Bali) bahwa flight Hornet merupakan bagian dari armada US Navy.

Namun yang paling penting dan mrupakan tolak ukur suksesnya tugas F-16, Hornet AL AS itu baru saja mengontak MCC RAI dan melaporkan kegiatanya.

Di markas Makassar-nya, Marsekal Muda Teddy Sumarno terus mengikuti jalan operasi identifikasi kedua F-16 yang diperintahkan menuju lokasi Bawean.

"Kami memperkirakan, konvoi kapal-kapal AS dengan kecepatan 20 knot akan sampai di sekitar Pulau Madura dan Kangean 12 jam kemudian. Tepat seperti dugaan Jumat 4 Juli pagi kemarin, kami kirim pesawat intai Boeing 737 Surveiller ke daerah itu dan benar pada pukul tujuh pagi pesawat pengintai menjumpai iringan kapal induk, sebuah kapal perusak dan dua kapal fregat menuju Selat Lombok," ungkapnya.

Menurut Marsma Teddy Sumarno, ketika Boeing 737 menanyakan dari mana dan ke mana tujuan mereka, hanya mendapat jawaban "We are in international waters…." Dalam pengintai ini, Boeing 737 TNI AU sempat memotret kapal induk USS Carl Vinson, kedua fregat, dan kapal perusak AS yang dikawal pesawat-pesawat Hornet tersebut.

Insiden Bawean - Perang Udara Amerika Serikat vs. TNI AU Part II
USS Carl Vinson Milik Amerika

Selama operasi pengintaian itu pesawat surveillance B737 terus dibayangi dua F/A 18 Hornet AL AS.

Bahan-bahan yang didapat dari misi itu kemudian dipakai oleh pemerintah untuk melancarkan "keberatan" secara diplomatik terhadap pemerintah AS.

Ada dugaan, kapal-kapal itu datang dari utara lalu belok masuk ke ALKI 1 kemudian selama beberapa jam di barat laut Pulau Bawean melakukan latihan. Analisis lain, konvoi datang dari Selat Malaka atau Selat Sunda. Sumber: @TweetMiliter

Insiden Bawean - Perang Udara Amerika Serikat vs. TNI AU Part I

Tanggal 3 Juli 2003, kawasan udara di atas Pulau Bawean sontak memanas ketika lima pesawat asing yang kemudian diketahui sebagai pesawat F/A 18 Hornet terdeteksi radar TNI AU.

Dari pantauan radar, kelima Hornet terbang cukup lama, lebih dari satu jam dengan manuver sedang latihan tempur. Untuk sementara Kosek II Hanudnas (Komando Sektor II Pertahanan Udara Nasional) & Popunas (Pusat Operasi Pertahanan Udara Nasional) belum melakukan tindakan identifikasi dengan cara mengirimkan pesawat tempur karena kelima Hornet kemudian menghilang dari layar radar.

Sekitar dua jam kemudian, Radar Kosek II kembali menangkap manuver Hornet. Karena itu panglima Konanudnas menurunkan perintah untuk segera melakukan identifikasi.

Insiden Bawean - Perang Udara Amerika Serikat vs. TNI AU Indonesia

Insiden Bawean - Perang Udara Amerika Serikat vs. TNI AU
Ilustrasi Insiden Bawean

Apalagi manuver mereka mengganggu lalu lintas penerbangan komersial yang menggunakan jalur tersebut dan terlihat visual oleh awak kokpit pesawat Boeing 737-200 Bouraq yang tengah menuju Surabaya serta sama sekali tak ada komunikasi dengan ATC (Air Traffic Control) terdekat.

Dalam aturan internasional, jalur penerbangan komersial tidak boleh dipakai untuk manuver provokatif, apalagi sampai membahayakan pesawat lain. Pesawat apapun yang menggunakan jalur ini harus melapor ke menara, dalam hal ini ke menara Bandar Udara Juanda (Surabaya Director).

Laporan tersebut berkaitan erat dengan keselamatan penerbangan yang dituangkan dalam peraturan internasional ICAO (International Civil Aviation Organisation).

Pangkalan Udara Iswahjudi yang hanya terletak sekitar 20 menit penerbangan diperintahkan Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional II Marsekal Muda Teddy Sumarno untuk mengirim pesawat F-16 ke lokasi, antara lain karena ada keluhan dari pesawat Bouraq Indonesia Airlines dan Mandala Airlines yang merasa terganggu atas manuver (latihan) yang dilakukan oleh sedikitnya lima Hornet.

Jet tempur tersebut berasal dari kapal induk bertenaga nuklir, USS Carl Vinson, yakni super-carrier kelas Nimitz yang sedang berlayar dari arah barat ke timur bersama dua fregat dan sebuah kapal perusak Angkatan Laut AS.

Kapal induk kelas Nimitz mengangkut 100 pesawat tempur, 16 pesawat pengintai, dan enam helikopter, diawaki oleh 3.184 kelasi dan perwira, 2.800 pilot dan awak pendukungnya, serta 70 personel lainnya. Kapal induk ini juga memiliki kemampuan melakukan perang elektronika.

Dua pesawat tempur buru sergap F-16 B Fighting Falcon TNI AU yang masing-masing diawaki Kapten Penerbang Ian Fuadi/Kapten Fajar Adrianto dan Kapten Penerbang Tony Heryanto/Kapten Penerbang Satro Utomo segera disiapkan.

Misi kedua F-16 itu sangat jelas yaitu melakukan identifikasi visual dan sebisa mungkin menghindari konfrontasi mengingat keselamatan penerbang merupakan yang utama.

Selain itu, para penerbang dminta agar tidak mengunci (lock on) sasaran dengan radar/rudal sehingga misi identifikasi tidak dianggap mengancam.

Namun demikian, untuk menghadapi hal yang tak terduga, kedua F-16 masing-masing dibekali dengan dua rudal AIM-9 P4 Sidewinder dan 450 butir amunisi kanon kaliber 20 mm.

Menjelang petang, Falcon Flight F-16 melesat ke udara dan tak lama kemudian kehadiran mereka langsung disambut dua pesawat Hornet. Kedua pesawat Hornet yang menghadang dua F-16 TNI AU melancarkan aksi jamming radar pesawat IAF.

Insiden Bawean - Perang Udara Amerika Serikat vs. TNI AU

Namun, para penerbang F-16 mampu mengatasi perang ECM (Electronic Counter Measure) yang dilancarkan Hornet. Kedua F-16 mengatasinya dengan menghidupkan perangkat anti-jamming kemudian memasang alatnya pada mode otomatis sehingga usaha untuk menutup "mata" F-16 tidak berhasil dilakukan Hornet.

Sudah dapat dipastikan, jamming yang dilakukan terhadap kedua F-16 Indonesia tidak dilakukan USS Vinson maupun kapal perusak US Navy "Kalau mereka yang melakukan, di layar akan keluar kata ’unknown’," kata Komandan Skadron 3 Letkol Tatang Herliansyah yang diapit oleh keempat penerbang F-16 yang melaksanakan tugas identifikasi tersebut.

Kedua F-16 dalam kecepatan tinggi, sekitar 800 km per jam, masih tetap bisa melihat dengan baik posisi kedua pesawat Hornet. Bahkan, sejumlah Hornet lain yang dikirim oleh kapal induknya juga termonitor pada layar radar F-16.

Tidak hanya itu, F-16 bila ingin dapat pula melepas rudal Sidewinder-nya ke sasaran Hornet "Menegangkan sekali. Mereka sudah lock (kunci) pesawat kami, tinggal menembak saja. Itu dapat dilihat pada layar (display) ada tanda bahwa kami sudah di-lock," ujar Kapten Ian Fuady, yang bersama Kapten Fajar mengawaki F-16 dengan call-sign Falcon 1 dalam paparannya di hadapan rombongan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Chappy Hakim, di Pangkalan Udara Iswahjudi, Madiun.

Guna menghindari dari peluru kendali yang bakal dilepas Hornet, awak F-16 melakukan beberapa manuver penghindar, antara lain hard break ke kiri dan ke kanan atau zig-zagging yang awaknya sampai terkena efek 9g atau sembilan kali gravitasi tarikan Bumi.

Manuver ini adalah gerakan yang bisa melepaskan diri dari lock peluru kendali "Namun, selama itu posisi kami (Falcon 1 - Falcon 2) berada pada posisi menguntungkan, bisa pula (kalau mau) kami menembak mereka," tambahnya. Namun karena tugas kedua F-16 adalah misi identifikasi, mereka tidak menunjukkan sikap bermusuhan terhadap kedua F/A 18 Hornet.

Sikap bermusuhan kedua Hornet memudar setelah Kapten Tonny dan Kapten Satriyo melakukan manuver rocking the wing (menggerak-gerakan sayap) F-16 bernomor ekor TS-1602, isyarat internasional bahwa pesawat F-16 bernomor ekor TS-1603 yang diawaki Kapten Ian dan Kapten Fajar tidak mengancam.

Sekitar satu menit kemudian, kedua F-16 berhasil berkomunikasi dengan kedua Hornet yang mencegat mereka.

Dari komunikasi singkat itu akhirnya diketahui bahwa mereka mengklaim sedang terbang di wilayah perairan internasional. "Hornet...Hornet. We are Indonesia Air Force..." Ucap salah seorang pilot kita. Dibalas dengan. "We are F-18 Hornets from US Navy Fleet, our position on International Water, stay away from our warship".

"PADA layar (monitor) lampu menyala dan (diiringi) bunyi tit… tit… tit… tit… tit…, mereka sudah mengunci rudal ke pesawat kami,"... Tunggu kelanjutannya pada post berikutnya di "Insiden Bawean - Perang Udara Amerika Serikat vs. TNI AU Part II".

Battle of Iwo Jima: Perang Amerika dan Sekutu vs. Jepang

Battle of Iwo Jima: Perang Amerika dan Sekutu vs Jepang. Merupakan perang antara pasukan Amerika Serikat dan Sekutu untuk merebut Pulau Iwo Jima, yang memiliki posisi strategis untuk menyerang Jepang.

Februari 1945, pecah pertempuran sengit di pulau Iwo Jima, pintu gerbang menuju Tokyo. Dibanding Tarawa, Guadalcanal, Okinawa, pulau ini merupakan medan perang paling sengit, pertahanan paling keras dan pertempuran paling berdarah.

Alasannya? Jika biasanya korban pihak sekutu lebih sedikit dari Jepang, di Iwo Jima korban di pihak sekutu hampir sama dengan pihak Jepang. Korban pihak sekutu terbunuh atau luka-luka ditotal mencapai angka 20000, sama dengan Jepang yang tewasnya mencapai 21000 kurang lebih.

Battle of Iwo Jima

Battle of Iwo Jima

Bahkan para marinir Amerika menyebutnya "The Ugliest Place on Earth for The Marines" tempat paling jelek yang pernah didatangi marinir AS.

Seorang dokter di kapal rumah sakit pantai Iwo pun menyatakan, "Saya pernah berhadapan dengan serdadu-serdadu yang luka di medan Normandia tetapi belum pernah luka-lukanya begitu rusak seperti di Iwo".

Jika kita bandingkan luas Iwo Jima ini dengan pulau lain, mungkin banyak yang bingung, kenapa jumlah korban begitu besar? Perbandingan luas antara Saipan, Guadalcanal dan Iwo Jima. Luas Saipan 44.55 mil, Guadalcanal 2,047.1 mil, sementara Iwo Jima hanya 8 mil.

Tetapi jika kita mengikuti beberapa sumber tentang battle of Saipan, Guadalcanal dan Iwo Jima, korban di pihak US yang jumlahnya menyamai pihak Jepang hanya di Iwo Jima.

Bagaimana mungkin? Tak lain dan tak bukan, ini karena jasa dari jenderal yang membela pulau ini, Jenderal Tadamichi Kuribayashi. Tapi, ada baiknya kita bahas arti Iwo Jima bagi sekutu.

Battle of Iwo Jima

Pendaratan di Iwo Jima dilakukan pada Februari 1945, 3 bulan setelah Saipan digunakan B-29 utk membom tanah Jepang. Tapi,pemboman melalui Saipan dinilai tidak efektif.

Saipan jaraknya kira-kira 1200 mil dari tanah Jepang, sehingga fighter tidak bisa melindungi bomber B-29, kecuali ada kapal induk yang berada dekat tanah Jepang dan melepaskan fighter dari sana.

Kedua, karena Iwo Jima masih di tangan Jepang, radar Jepang yang berada disana bisa memberitahukan kedatangan bomber itu 2 jam sebelum bomber itu sampai di tanah Jepang sendiri.

Ketiga, apabila ada bomber B-29 yang rusak diatas wilayah Jepang, Saipan terlalu jauh jika bomber itu harus RTB. Sementara Iwo Jima hanya 600 mil jaraknya dari Tokyo. Inilah yang meyakinkan pihak sekutu untuk merebut pulau Iwo Jima

Pendaratan pasukan sekutu di Iwo Jima dilakukan pada tanggal 19 Februari 1945. Tiga hari sebelumnya,kapal-kapal perang dan pengangkut yang akan menurunkan 60.000 marinir sudah berlabuh didepan pantai Iwo.

Begitu juga, sedari 8 bulan Iwo dibombardir oleh sekutu.Dari 72 jam sebelum pendaratan pun Iwo dibombardir oleh pesawat sekutu. Tapi,apa bombardir itu efektif? Tidak.

Strategi Kuribayashi menyembunyikan semua senjata dan para tentara Jepang diperintahkan utk bertahan di gua yang digali dibawah Gunung Suribachi.

Battle of Iwo Jima: Perang Amerika dan Sekutu vs. Jepang

Foto yang diambil pesawat intai pun tak berguna,karena semua senjata disembunyikan. Dan inilah awal dari malapetaka yang akan dialami sekutu.

Awalnya, pendaratan sekutu berjalan menurut rencana.pukul 9 amtrac-amtrac tiba didekat pantai, lalu keadaan mulai sulit bagi penyerang dikarenakan kecilnya pulau ini, maka Kuribayashi bisa memfokuskan setiap serangannya kepada pihak penyerang.

Keunggulan teknik sekutu tidak berguna karena pasukan Jepang selalu bersembunyi. Kuribayashi juga memerintahkan pasukannya utk tidak melakukan banzai, karena menurut nya lebih baik menghemat nyawa dan mencabut nyawa musuh sebanyak banyaknya.

Marinir Amerika pun dipaksa merebut Iwo Jima meter per meter, benteng per benteng, sambil merangkak utk menghindari tembakan MG Jepang. Tapi ancaman utk pasukan penyerang tidak selesai dengan merangkak seperti itu.

Jepang memasang mortar raksasa kaliber 320mm. Karena gerak merangkak yang lambat, para marinir Amerika ini menjadi sasaran empuk mortar itu. Hasilnya? Bisa dibayangkan bagaimana hancurnya badan marinir Amerika yang terkena pecahan peluru mortar itu.

Kuribayashi menempatkan artileri dan mortirnya dengan pandai, sehingga peluru artileri/mortir itu bisa jatuh dimana saja bahkan di wilayah yang telah dikuasai Amerika.

Tapi, sekuat apapun benteng yang dibangun oleh Kuribayashi, tetap saja, satu saat pihak bertahan pasti kalah. Iwo Jima dinyatakan telah diamankan pada 26 maret 1945, yang berarti pertempuran telah selesai.

Dari buku PK Ojong, total korban pihak sekutu adalah 22.000 orang. Tetapi dari wikipedia, tertulis bahwa korban di pihak Amerika mencapai 26.000 orang, dengan 6800 orang terbunuh.

Sementara pada pihak Jepang, dari 22,060 yang bertahan di pulau itu, 21,844 terbunuh, entah karena pertempuran atau ritual bunuh diri

Baru di Iwo Jima ini lah, korban Amerika menyamai pihak Jepang,walau korban terbunuh lebih banyak Jepang tetapi, harga yang mahal untuk Iwo Jima ini sebanding dengan guna dari pulau kecil ini.

Jika dihitung secara kasar, semenjak berakhirnya pertempuran ini sampai akhir perang, 2251 B-29 mendarat di Iwo Jima. Sebagian besar dari ini pasti akan lenyap jika Iwo Jima tidak direbut.

Awak B-29 ada kurang lebih 11 orang. Jika dikalikan, jumlah awak yang mendarat sejumlah 24.761 orang.

Hampir sama dengan jumlah orang yang mati dan terluka ketika merebut Iwo. Jadi, jumlah jiwa yang hilangpun sepadan dengan yang bisa selamat.

Berikut saya kutip pendapat Letjen Holland Smith(USMC) tentang Kuribayashi

"Dari semua lawan-lawan kita di Pasifik, Kuribayashi adalah yang paling ditakuti. Kuribayashi pernah memimpin The elite Imperial Guard di Tokyo, sehingga Tenno Heika pernah memberi dia audiensi. 1500 penduduk sipil terlebih dahulu dipindahkan semua ke Jepang. Ia (Kuribayashi) tidak mau dirintangi oleh penduduk biasa. Baginya, Iwo Jima merupakan pangkalan militer."

"Dia (Kuribayashi) juga tidak mengizinkan adanya wanita-wanita penghibur di Iwo, karena melemahkan moril serdadu-serdadunya"

"Juga minuman keras (sake) tidak ditemukan di Iwo Jima, berlainan dengan Guam dan Saipan"

"Pertahanan yang ia buat jauh lebih superior daripada yang pernah saya lihat di Perancis pada PD1"

"Dan peninjau-peninjau militer bilang bahwa pertahanan Kuribayashi lebih jempol daripada organisasi pertahanan bawah Jerman pada Perang Dunia 2"

Battle of Iwo Jima: Perang Amerika dan Sekutu vs. Jepang

Tadi adalah pendapat Letjen Holland Smith yang saya kutip dr buku Perang Pasifik P.K Ojong, hal.275.

Berikut saya share 6 janji Bertempur yang diciptakan Kuribayashi untuk serdadunya,dimana mereka harus bertarung dengan cara yang tidak biasa:

1) Kita akan mempertahankan pulau ini dengan segenap tenaga kita.

2) Kita akan melemparkan diri kita pada tank lawan, menempelkan peledak untuk menghancurkan mereka.

3) Kita akan membantai para musuh,menerobos diantara mereka untuk membunuh mereka.

4) Satu dari tembakan kita, harus mengenai target dan membunuhnya.

5) Kita tidak boleh mati sampai kita membunuh 10 orang lawan.

6) Kita akan terus mengganggu lawan dengan taktik gerilya walaupun hanya salah satu dari kita yang tersisa.

Saya juga akan kutip tulisan dari Mayor Yoshitaka Hori, komandan dari stasiun radio Chichi Jima, tentang Kuribayashi

"Letjen Kuribayashi memimpin pertempuran dibawah sinar lilin, tanpa mengaso dan tanpa tidur dari hari ke hari"

"Hubungan ia dengan dunia luar masih ada pada 15 Maret. Kami kira ia gugur pada tanggal 17 Maret"

"Dia bilang, pertahanan musuh 200-300 meter dari kami dan mereka menyerang kami dengan api yang disemburkan dari tank mereka menyuruh kami untuk menyerah, tapi kami hanya tertawa”

"Pertempuran ini telah sampai pada garis akhirnya, semenjak pendaratan musuh, anak buah dibawah pimpinanku telah bertempur dengan sangat berani, sampai Tuhan pun mencucurkan air mata. Walaupun begitu,aku sangat senang saat mereka tetap bertempur dengan berani, walau tanpa senjata dan tidak siap melawan serangan darat, udara dan laut yang rupanya lebih superior dari yang kita bayangkan"

"Mereka mulai berjatuhan karena serangan yang ganas dan tanpa henti oleh musuh. Dengan alasan ini, situasi telah memaksa saya untuk mengecewakan anda dan menyerahkan daerah ini kepada tangan musuh"

"Dengan rasa malu dan ketulusan hati, saya menyatakan maaf amunisi telah habis, air telah mengering. Sekarang saatnya bagi kita untuk menjalankan serangan balik terakhir dan bertarung dengan berani, sadar akan kemurahan hati sang kaisar dan tidak enggan pada usaha kita walaupun mereka merubah tulang kita menjadi serbuk dan menghancurkan badan kita"

"Saya percaya, sampai pulau ini direbut kembali, wilayah sang kaisar tak akan aman. Dengan ini saya bersumpah bahkan jika saya menjadi hantu sekalipun, saya akan merubah kekalahan kita menjadi kemenangan"

“Saya berdiri disini, di awal dari suatu akhir. Dalam waktu yang sama, saya menyatakan isi hati saya yang paling dalam, saya berdoa untuk kemenangan tanpa kegagalan dan keamanan bagi Kerajaan. Selamat tinggal untuk selamanya"

Surat tadi ditutup oleh kata2 berikut:

“Tak bisa menyelesaikan tugas berat untuk negara kita. Anak panah dan peluru sudah habis, sangat disayangkan kita harus jatuh tetapi, sampai aku bisa menghabisi para lawan, badanku tak akan membusuk. Ya, aku akan bangkit kembali tujuh kali dan menggenggam erat pedang di tanganku. Saat ilalang telah menutupi pulau ini, satu-satunya hal yang ada dipikiranku hanyalah tanah Kerajaan”

Demikianlah cerita tentang Battle of Iwo Jima. Sumber: @TweetMiliter

Perang Vietnam: Battle of Nam Dong

Battle of Nam Dong terjadi pada tahun 1964 antara pasukan Vietcong yang menyerbu kamp kecil militer Amerika Serikat di Nam Dong.

Nam Dong terletak sekitar 32 km dari kota Da Nang di sebuah lembah dekat perbatasan Laos dan Vietnam. Kamp ini sendiri diawaki oleh pasukan Vietnam Selatan dengan bantuan pasukan Amerika dan Australia sebagai penasihatnya. Kamp Nam Dong dianggap sebagai ancaman yang besar bagi pasukan Vietcong yang juga berada di daerah tersebut.

Pertempuran Nam Dong (1964) merupakan salah satu kejadian yang terkenal dari keseluruhan periode keterlibatan AS di Vietnam. Melawan musuh yang jauh lebih besar, satu grup Green Beret dan pejuang lokal Vietnam Selatan menahan 900 pasukan komunis yang mengobarkan serangan gencar selama lebih dari 5 jam.

Kamp ini didesain utk menghalangi kemampuan Viet Cong memasuki Vietnam melalui rute Ho Chi Minh. Kamp ini dibela selusin pasukan AS dari Special Force Detachment A-726 dan 160 pejuang lokal,dan mereka satu2nya kekuatan yang berhadapan dengan 900 Viet Cong dan AD Vietnam Utara.

Perang Vietnam: Battle of Nam Dong

Perang Vietnam: Battle of Nam Dong

Pimpinan di Kamp ini adalah Kapten Roger Donlon. Pada malam 5-6 Juli 1964, tim A-726 merasakan bahaya mendekati Nam Dong. Kapten Donlon memerintahkan anak buahnya bersiap terhadap serangan Viet Cong, walau tidak ada laporan intelijen yang pasti.Tapi, insting Donlon benar.

Beberapa lama setelah pukul 02.00, ketenangan pecah oleh sebuah ledakan besar di kamp. Pasukan Vietcong dan NVA membuka serangan ke arah kamp Amerika Serikat dengan tembakan senapan mesin dan mortir.

Donlon dua kali terkena pecahan peluru.peluru pertama melemparkannya ke udara, membuatnya kehilangan orientasi, peluru kedua meledak didekatnya, menyebabkan luka serius karena pecahan peluru menembus perut dan lengannya.

Meskipun demikian, Donlon mengumpulkan segenap upaya pasukan dibawah kendalinya, saat ia berlari dari satu posisi ke posisi lain. Melalui kombinasi latihan, pengalaman, kegigihan dan keberanian besar, Donlon dan prajurit A-726 menginspirasi anak buahnya untuk memukul mundur gelombang demi gelombang serangan.

Di bawah tembakan yang konstan dan akurat, beberapa prajurit AS dan selusin pasukan Vietnam Selatan menjadi korban tembakan mortin dan MG.

Aksi kepahlawanan terjadi selama pertempuran tersebut, seperti yang dilakukan oleh sang komandan, Kapten Roger Donlon. Walau ia sendiri mengalami luka yang parah,dan juga dihambat oleh luka-lukanya, Donlon menghampiri korban2 yang terluka lalu merobek robek kain seragamnya untuk dijadikan perban. Para anggota yang lain pun melakukan hal yang serupa.

Saat malam berganti menjadi waktu subuh, serangan Viet Cong dan NVA menjadi lebih sporadis. Walau berjumlah lebih sedikit, pasukan AS dan Vietnam Selatan yang telah semakin lemah berhasil menahan pasukan musuh yang lebih banyak.

Pada 6 Juli pukul 07.00, bala bantuan Amerika Serikat tiba, dan pasukan musuh pun mengundurkan diri kemenangan ini ditebus dengan gugurnya 55 pelindung Nam Dong, termasuk 3 diantaranya adalah anggota A-726.

Donlon dan timnya, beserta pasukan Vietnam Selatan disitu telah menunjukkan keberanian hebat di hadapan musuh yang lebih superior.

Perang Vietnam: Battle of Nam Dong

Kapten Roger Donlon dianugerahi US Congressional Medal of Honor, dan dua anggotanya dianugerahi Distinguished Service Cross secara anumerta. Empat anggota lainnya menerima Silver Star dan lima lainnya menerima Bronze Star, didekorasi dengan V utk Valour (keberanian). Sumber:@TweetMiliter, wikipedia.

Mustafa Kemal Ataturk, Agen Yahudi Penghancur Turki

Mustafa Kemal memang seorang Yahudi dari sebuah kota di Turki bernama Tesalonika (Yahudi Dumamah). Mustafa merupakan seorang agen atau kaki tangan Yahudi Internasional yang disusupkan ke dalam militer Turki sehingga dia menjadi seorang jenderal untuk menghancurkan kekhalifahan Islam Turki Utsmaniyah yang menolak menyerahkan Al-Quds kepada Zionis-Yahudi. Lewat konspirasi Yahudi Internasional inilah, Kekhalifahan Turki Utsmaniyah akhirnya hancur pada tanggal 3 Maret 1924, hanya 27 tahun setelah Kongres Zionis Internasional pertama.

Mustafa Kemal naik menjadi penguasa dan menghancurkan seluruh kehidupan beragama di Turki dan menggantinya dengan paham sekuler. Mustafa Kemal Ataturk merupakan seorang Mason dari Lodge Nidana. Selama berkuasa, Mustafa Kemal memperlihatkan watak seorang Yahudi asli yang sangat membenci agama.

Mustafa Kemal Ataturk

Mustafa Kemal Ataturk, Agen Yahudi Penghancur Turki

Pernah suatu hari saat berkuasa, setelah melarang adzan menggunakan bahasa Arab dan hanya diperbolehkan berbahasa Turki, Mustafa Kemal melewati suatu masjid yang masih mempergunakan adzan dengan bahasa Arab, seketika itu juga dirinya merobohkan masjid itu. Cerita yang lain mengatakan, ketika Mustafa mewajibkan setiap orang Turki memakai topi Barat yang kala itu di Turki lazim dianggap sebagai simbol kekafiran, maka barangsiapa yang tidak mau menuruti perintahnya memakai topi, orang itu akan dihukum gantung. Hasilnya, banyak lelaki Turki yang digantung di tiang-tiang gantungan yang sengaja dibuat di lapangan-lapangan kantor pemerintahannya.

Deislamisasi dan juga terhadap agama lainnya di Turki selama kekuasaan Mustafa Kemal ini benar-benar keterlaluan. Barangsiapa yang ingin mengetahui lebih jauh tentang kejahatan-kejahatan orang yang oleh Barat disebut sebagai ‘Bapak Turki Modern’ ini, ada dua buku karya Dr. Abdullah ‘Azzam yang saya rekomendasikan yakni ‘Al Manaratul Mafqudah’ (Majalah al Jihad, Pakistan, 1987) dan ‘Hidmul Khilafah wa bina-uha’ (Markaz Asy-Syahid Azzam Al-I’laamii, Pakistan).

Mustafa Kemal Ataturk, Agen Yahudi Penghancur Turki

Di dalam buku pertama yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Abdullah ‘Azam memaparkan kejadian sakitnya Mustafa Kemal menjelang sakaratul mautnya yang sungguh-sungguh mengerikan. Abdullah ‘Azzam menulis, “…Mustafa Kemal terserang penyakit dalam (sirrosis hepatitis) disebabkan alkohol yang terkandung dalam khamr. Cairan berkumpul di perutnya secara kronis. Ingatannya melemah, darah mulai mengalir dari hidungnya tanpa henti. Dia juga terserang penyakit kelamin (GO), akibat amat sering berbuat maksiat. Untuk mengeluarkan cairan yang berkumpul pada bagian dalam perutnya (Ascites), dokter mencoblos perutnya dengan jarum. Perutnya membusung dan kedua kakinya bengkak. Mukanya mengecil. Darahnya berkurang sehingga Mustafa pucat seputih tulang.”

Selama sakit Mustafa berteriak-teriak sedemikian keras sehingga teriakannya menerobos sampai ke teras istana yang ditempatinya. Tubuhnya tinggal tulang berbalut kulit. Beratnya hanya 48 kilogram. Giginya banyak yang tanggal hingga mulutnya hampir bertemu dengan kedua alis matanya. Badannya menderita demam yang sangat sehingga ia tidak bisa tidur. Tubuhnya juga mengeluarkan bau bagaikan bau bangkai. Walau demikian, Mustafa masih saja berwasiat, jika dia meninggal maka jenazahnya tidak perlu dishalati.

“Pada hari Kamis, 10 November 1938 jam sembilan lebih lima menit pagi, pergilah Mustafa Kemal dari alam dunia dalam keadaan dilaknat di langit dan di bumi…,” tulis Abdullah ‘Azzam. Naudzubilahi min dzalik!

Majalah Al Mujtama’ Kuwait pada tanggal 25 Desember 1978 edisi 425-426 memuat sebuah dokumen rahasia tentang peranan dan konspirasi kaum Yahudi di dalam menumbangkan kekhalifahan Turki Utsmaniyyah. Dokumen ini berasal dari sebuah surat yang ditulis Dutabesar Inggris di Konstantinopel, Sir Gebrar Lother, kepada Menteri Luar Negeri Inggris Sir C Harving pada tanggal 29 Mei 1910. Dalam dokumen tersebut dipaparkan secara rinci bagaimana kaum Freemason melakukan penyusupan ke berbagai sektor vital pemerintahan Turki untuk mengakhiri kekuasaan Sultan Abdul Hamid II dan mengangkat Mustafa Kemal Attaturk, untuk menghapuskan kekhalifahan Islam di Turki. Bahkan kaum Mason Turki ini berhasil masuk dalam lingkaran pertama Sultan Abdul Hamid II sehingga banyak kebijakan-kebijakannya yang disabot atau disalahgunakan.

Mungkin demikian dulu paparan soal Mustafa Kemal ini yang oleh sejarah resmi disebut sebagai “Bapak Turki” (Attaturk), padahal seharusnya dia disebut sebagai “Penghancur Turki Usmani”.

Pertempuran Udara Jepang vs Soviet - Battles of Khalkhin Gol

Selama bulan Juli 1939, Jepang merakit 475 pesawat dari beragam tipe di Manchuria, termasuk Nakajima Ki-27 "Nate" Fighter. Skuadron-skuadron bomber AD Jepang dilengkapi oleh Mitsubishi Ki-21 Sally, Ki-30 dan Fiat BR.20 yang dibeli dari Italia.

Sementara itu AU Soviet di Mongolia dilengkapi Fighter Polikarpov I-15, I-152, I-153, I-16. Bomber Tupolev SB dan TB-3 dan Polikarpov R-5. Polikarpov I-15 telah bebrapa kali terlibat pertempuran dengan Nakajima Ki-27 Nate dan terbukti I-15 kalah performa dibanding Ki-27.

Battles of Khalkhin Gol - Polikarpov I-15

Pada akhirnya pada fase akhir battle of Khalkin Gol, Polikarpov I-15 diberikan peran ground attack yang ditinggalkan I-152 dan I-16. Selama bulan agustus 1939, pada fase akhir pertempuran Khalkin Gol, AU Soviet mulai menurunkan Polikarpov I-153 yang terbaru.

Battles of Khalkhin Gol - Polikarpov I-152

Battles of Khalkhin Gol - Polikarpov I-153

Kemunculan Polikarpov I-153 di Khalkin Gol mengejutkan banyak pilot AD Jepang disana, khususnya setelah pilot soviet mengembangkan taktik. Para pilot I-153 melakukan apporach ke battlefield dengan roda pendarat diturunkan, membuat kesan seolah pesawat mereka itu lambat.

Pilot jepang mengira I-153 itu sama dengan I-15 dan I-152, yang kemudian membuat pilot Jepang tergoda untuk menyerang mereka tetapi ketika pilot soviet mulai melipat roda pendarat dan mulai ber-dog fight melawan pilot Jepang, banyak Ki-27 Jepang mulai berguguran.

Battles of Khalkhin Gol - Nakajima Ki-27 Nate

Pertempuran udara di Khalkin Gol terkadang melibatkan sampai 200 fighters, Jepang selalu tampil buruk dalam pertempuran udara tersebut.

Dari beberapa sumber, Soviet kehilangan 145 pesawat dari berbagai jenis sejak mei hingga september 1939. Sedangkan Jepang kehilangan 600 pesawat pada periode yang sama, 200 diantaranya bahkan rontok dalam 10 hari pertempuran.

Secara umum, skill pilot Jepang dan Soviet tidak jauh berbeda, tetapi performa pesawat dan taktik Soviet jauh lebih ampuh dibanding Jepang. Kuncinya terletak di persenjataan, pesawat Polikarpov dipersenjatai 4 senapan mesin, sedangkan fighter Jepang hanya dipersenjatai 2 saja.

Pertempuran udara di Khalkin Gol juga menghasilkan peristiwa unik dan menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Pada 20 Agustus 1939, 5 Polikarpov I-16 dibawah pimpinan Letnan N.I Zvoarev menyerang sebuah formasi pesawat tempur Jepang. Kelima polikarpov berinisiasi menembakkan Roket RS-82 yang aslinya digunakan untuk melibas sasaran darat ke arah formasi pesawat Jepang.

Serangan roket RS-82 berhasil menjatuhkan 2 pesawat Jepang di formasi tersebut. Inilah pertama kalinya pesawat tempur bertempur menggunakan roket. Sumber: @TweetMiliter

Gambar-gambar Uji Coba Senjata Buatan Israel oleh TNI

Pada tanggal 10 sampai 12 Juli 2012, Tentara Nasional Indonesia (TNI) menguji cobakan beberapa senjata-senjata buatan Israel. Uji coba ini dilakukan untuk mensertifikasi senjata-senjata ini dengan standarisasi dari TNI. Berikut gambar-gambar uji coba senjata Israel tersebut:

Gambar-gambar Uji Coba Senjata Buatan Israel oleh TNI

Gambar-gambar Uji Coba Senjata Buatan Israel oleh TNI

Gambar-gambar Uji Coba Senjata Buatan Israel oleh TNI


Galil Sniper 7.62mm (tepatnya DMR)
Uji Coba Galil Sniper 7.62mm (tepatnya DMR) Oleh TNI


Uji Coba Micro Tavor 9mm Oleh TNI
Uji Coba Micro Tavor 9mm Oleh TNI


Uji Coba Tavor TAR-21
Uji Coba Tavor TAR-21


Uji Coba Jericho 941 oleh TNI
Uji Coba Jericho 941 oleh TNI


Uji Coba Galil DMR
Uji Coba Galil DMR


Uji Coba Galil DMR oleh TNI
Uji Coba Galil DMR oleh TNI


Uji Coba IWI Negev 5.56mm Light Machine Gun
Uji Coba IWI Negev 5.56mm Light Machine Gun


Test Firing Galil DMR
Test Firing Galil DMR


Tes Ketahanan Galil ACE dalam Kondisi Lumpur
Tes Ketahanan Galil ACE dalam Kondisi Lumpur


Tes Ketahanan Galil ACE dalam kondisi kotor/berpasir
Tes Ketahanan Galil ACE dalam kondisi kotor/berpasir


Tes ketahanan Jericho 941 dalam Kondisi Berlumpur
Tes ketahanan Jericho 941 dalam Kondisi Berlumpur


Tes Ketahanan Negev LMG dalam kondisi terkena air laut dan lumpur
Tes Ketahanan Negev LMG dalam kondisi terkena air laut dan lumpur


Tes ketahanan Negev LMG dalam kondisi Kotor berpasir
Tes ketahanan Negev LMG dalam kondisi Kotor berpasir


Sertifikat untuk Negev LMG : Lulus Uji Coba
Sertifikat untuk Negev LMG : Lulus Uji Coba


Sertifikat untuk Jericho 941 : Lulus uji coba
Sertifikat untuk Jericho 941 : Lulus uji coba


Sertifikat untuk Tavor TAR-21 : Lulus uji coba
Sertifikat untuk Tavor TAR-21 : Lulus uji coba


Sertifikat untuk Galil ACE : Lulus uji coba
Sertifikat untuk Galil ACE : Lulus uji coba


Sertifikat untuk Galil DMR : Lulus uji coba
Sertifikat untuk Galil DMR : Lulus uji coba


Semua senjata Israel tadi didatangkan untuk diujicoba, apakah sesuai dengan standar TNI atau tidak. bukan untuk melakukan pembelian. Sumber: @TweetMiliter