Battle of Mogadishu, 'Black Hawk Down' di Dunia Nyata Part I

Updated by | Kamis, Maret 14, 2013
Tanggal 3 Oktober 1993, pasukan AS yang tergabung dalam US Special Operation Force bergerak di kota Mogadishu, Somalia untuk menangkap para penasehat Jenderal Mohammed Farah Aideed, yaitu Mohammed Hasan Awale dan Omar Saled Elmi. Omar Saled Elmi saat itu juga merangkap jabatan sebagai Menteri Luar Negeri Somalia.

Jenderal Mohammad Farah Aideed adalah adalah panglima Habr Gadr, salah satu faksi terbesar dari beberapa faksi di Somalia yang berhasil menggulingkan Mohammed Siad Barre, diktator Somalia yang memerintah sejak 1969.

Bagi Amerika, Jenderal Aideed adalah bisul bagi perdamaian yang sedang diupayakan PBB, oleh karena itu ia harus segera dieliminasi.

Pasukan operasi khusus AS yang dibentuk untuk memburu orang-orang Jenderal Aideed tersebut merupakan gabungan dari semua elemen pasukan khusus yang ada di Somalia, yaitu Ranger, Delta Force, dan Night Stalker (SOAR).

Battle of Mogadishu, 'Black Hawk Down' di Dunia Nyata

Battle of Mogadishu, 'Black Hawk Down' di Dunia Nyata

Misi tanggal 3 Oktober itu sebenarnya sangat sederhana, sejenis 'one day operation'. Pasukan akan diturunkan lewat helikopter untuk menggerebek tempat pertemuan orang-orang Jenderal Aideed yang berlangsung di kawasan jalan Hawlwedig, tidak jauh dari Hotel Olympic Mogadishu.

Di atas kertas, operasi militer yang disusun oleh panglima pasukan AS di Somalia, Mayor Jenderal William F. Garrison tersebut hanya akan berlangsung selama 45 menit saja, atau kalau memang terjadi perlawanan atau keterlambatan paling banter hanya akan molor 2-3 jam saja. Tak heran kalau para prajurit yang bertugas dalam misi ini hanya membawa peralatan tempur standar dengan amunisi seperlunya saja.

Skenarionya adalah, pasukan Delta Force pimpinan Sersan Paul Howe bertugas menangkap para pembantu Jenderal Aideed, sedangkan pasukan darat yang berasal dari kesatuan Ranger di bawah pimpinan Letnan Kolonel Danny McKnight akan mengawal mereka menuju tempat penahanan di koridor pasukan PBB yang dikuasai AS di bandara Mogadishu.

Letnan Kolonel Gary Harrell, komandan SOAR (Special Operation Aviation Regiment) akan mengkoordinasikan operasi militer tersebut lewat udara. Sekitar 75 anggota Ranger diturunkan dengan, terbagi dalam empat regu dengan kode 'Chalk' di sekeliling bangunan untuk menjaga kalau saja ada sasaran yang lolos dari sergapan Delta Force.

Chalk One dipimpin oleh Letnan Larry Perino, Chalk Two dipimpin oleh Letnan Tom Di Tomasso, Chalk Three dipimpin oleh Sersan Sean Watson, dan Chalk Four dipimpin oleh Sersan Matthew Eversmann. Di atas mereka terdapat Kapten Michael Steele sebagai komandan kompi yang membawahi seluruh Chalk.

Sedangkan Letkol McKnight sendiri bersiap di samping Hotel Olympic dengan konvoi 12 truk dan Humvee, menunggu sinyal dari Delta Force bila mereka sudah berhasil mengeluarkan orang-orang Jenderal Aideed.

Sementara itu jauh tinggi di angkasa, pesawat intai P-3 Orion melakukan monitoring terhadap pelaksanaan operasi tersebut dengan kamera yang ditransmisikan langsung ke markas Jenderal Garrison.

Namun rencana tinggal rencana. Karena pada kenyataannya insiden fatal sudah mewarnai operasi militer ini sejak jam pertama dilaksanakan.

Battle of Mogadishu, 'Black Hawk Down' di Dunia Nyata

Pada saat itu Prajurit Todd Blackburn baru saja hendak meraih tali penerjunan (fast rope) ketika helikopter UH-60 Black Hawk yang ditumpanginya mendadak oleng. Letnan Dan Jollotta, sang pilot membanting kemudi ke arah kiri untuk menghindari proyektil RPG-7 yang tiba-tiba saja memburu dari bawah. Blackburn terpeleset dan jatuh dari ketinggian 25 meter.

Pasukan Delta dan Night Stalker yang menumpang helikopter serang MH-6 Little Bird tidak mau kehilangan momentum penyerangan, dengan dukungan pasukan Ranger dari luar mereka menggedor bangunan yang dicurigai sebagai pusat kegiatan anak buah Aideed. Sekitar 24 orang Somalia yang sedang mengadakan rapat langsung mereka bekuk.

Letkol McKnight yang memimpin pasukan Ranger sudah bersiap dengan sebuah truk dan beberapa jip Humvee untuk membawa para tahanan itu. Tapi memasukkan orang-orang Somalia itu ke dalam kendaraan dan membawanya ternyata bukan soal yang mudah karena mendadak situasi berubah menjadi hiruk pikuk dengan hadirnya ratusan milisi bersenjata.

Tanpa disadari sebelumnya oleh Jenderal Garrison bahwa faksi Aideed ternyata mengawal rapat penting di Hawlwedig tersebut dengan mengerahkan ratusan penjaga bersenjata lengkap.

Yousef Dahir Mo'alim, komandan milisi andalan Aideed malah sudah membentuk peleton khusus bersenjatakan peluncur roket, RPG-7 untuk menghadapi kemungkinan adanya gangguan dari pihak asing.

Beberapa menit kemudian, di radio terdengar suara parau, "one of the bird is down!" Sebuah helikopter Blackhawk dengan kode Super 61 yang dipiloti oleh CWO (Chief Warrant Officer) Clifton Wolcott terkena tembakan RPG.

"Super Six One is going down!... Super Six One is going down!", teriaknya berulang-ulang.

"Super Six Two is going in", perintah Letkol Gary Harrell kepada Letnan Mike Goffena yang menerbangkan satu Black Hawk lainnya untuk mengisi posisi Wolcott.

Cliffton Wolcott dan co-pilot CWO Donovan terbunuh pada peristiwa ini, sedangkan dua awak lainnya, Sersan Ray Dowdy dan Sersan Charlie Warren terluka parah. Sersan Daniel Busch dan SGT Jim Smith selamat dan mempertahankan lokasi jatuhnya heli tersebut.

Prajurit Shawn Nelson, anggota Chalk Four adalah orang pertama yang melihat lokasi jatuhnya Super 61. Bersama prajurit Lance Twombly, pemegang senapan mesin M249 Minimi berinisiatif untuk bergerak secepatnya menuju crash site. Langkah Nelson diikuti komandan kompi Ranger, Kapten Michael Steele dan pasukan Chalk Two.

Di jalan-jalan sempit mereka berjuang menghadapi ribuan milisi Aideed yang terus menghadang di setiap sudut. Beberapa prajurit Ranger tersambar peluru sehingga memperlambat waktu karena harus menyeret teman yang terluka sembari melayani baku tembak dengan musuh.

Suatu ketika seorang Ranger, Prajurit Scott Galentine diberondong peluru milisi pada saat hendak menyeberang jalan. Proyektil menghantam popor dan jempol tangannya hingga senapan Colt Commando M16A2 yang dibawanya terjatuh.

Sesaat kemudian salvo RPG-7 dan dentuman Recoilles Gun 106 mm membuat para Ranger bubar ke segala penjuru. Tanpa menghiraukan seruan Sersan Matt Eversmann agar ia berlindung, Galentine berusaha mengambil senapannya yang terjatuh. Gerakannya langsung disambut semburan peluru para milisi yang memberondong dari berbagai arah. Tunggu kelanjutannya di "Battle of Mogadishu, 'Black Hawk Down' di Dunia Nyata Part II"

Anda membaca Battle of Mogadishu, 'Black Hawk Down' di Dunia Nyata Part I jangan lupa untuk membagikan dengan teman-teman anda.



Komentari artikel Battle of Mogadishu, 'Black Hawk Down' di Dunia Nyata Part I

0 comments: